Menko PMK Sebut Bangsring Underwater Banyuwangi Contoh Desa Wisata Inovatif

Menko PMK Muhadjir berkunjung ke Bangsring Underwater Banyuwangi/Humas Pemkab Bwi
Menko PMK Muhadjir berkunjung ke Bangsring Underwater Banyuwangi/Humas Pemkab Bwi

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, menyebut Bangsring Underwater adalah contoh desa wisata inovatif. Itu dikatakan saat berkunjung ke Banyuwangi, Kamis (7/3), didampingi Wakil Bupati Banyuwangi Sugirah. 


Selain melihat potensi wisata bahari, Menko Muhadjir juga menyempatkan untuk berdialog dengan nelayan.

“Ini contoh desa wisata yang inovatif. Selama ini kita beranggapan desa wisata itu selalu pedesaan. Destinasi ini merupakan contoh desa wisata yang bisa memaksimalkan potensi pantai di wilayahnya,” kata Menko Muhadjir, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Sabtu (9/3).

Bangsring Underwater merupakan obyek wisata bahari berbasis edukasi dan konservasi. Kawasan pantai ini berkembang menjadi destinasi bahari dengan melakukan upaya-upaya konservatif, seperti penanaman terumbu karang, konservasi pantai, hingga penanaman mangrove. 

Menariknya, upaya konservasi ini dilakukan oleh nelayan setempat yang dulunya bisa dibilang sebagai "pengebom ikan". Hingga 2008, kelompok nelayan Samudera Bakti BESA mempelopori langkah-langkah konservasi setelah mereka menyadari ekosistem laut di kawasan tersebut rusak.

Saat ini, kawasan perairan Pantai Bangsring, telah menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Banyuwangi. Wisatawan bisa melihat kejernihan laut, snorkeling, hingga sekedar menikmati kawasan pantai yang rimbun dengan pohon cemara udang. 

Destinasi ini kini memiliki omzet Rp 450 juta per bulan. Pendapatan Rumah Tangga Perikanan (RTP) juga meningkat dari yang sebelumnya Rp 50 juta per tahun, menjadi Rp 120 juta per tahun.

"Ini contoh yang bagus. Para nelayan yang semula cenderung menjadi perusak lingkungan, sekarang justru menjadi kekuatan positif untuk memulihkan keadaan. Tak sekadar pulih, tempat ini bahkan sekarang tumbuh menjadi pusat ekonomi kerakyatan yang bisa mensejahterakan masyarakat nelayan di sekitarnya,” ujar Menko PMK. 

Di lokasi, Menko berdialog dengan kelompok sadar wisata (pokdarwis). Menko juga berkeliling melihat langsung berbagai kegiatan pemberdayaan nelayan. Termasuk pengolahan sampah laut menjadi briket, bahan bakar, hingga produk kerajinan.

“Di sini kami melihat sampah bisa diolah menjadi positif. Ada sampah plastik yang dikonversi jadi bahan bakar, tinggal diperbesar volumenya saja. Kalau pemodelannya sudah bagus,” ujarnya.[adv]