Di Pelantikan dan HBH Muslimat NU Sumut, Khofifah Ajak Rajut Kembali Persaudaraan Pasca Putusan MK Terkait Pilpres 2024

foto/RMOLJatim
foto/RMOLJatim

Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa melantik pengurus Muslimat NU Sumatera Utara periode 2023-2028 di Asrama Haji Medan, Selasa (23/4/2024).


Dalam kegiatan yang dirangkai dengan momentum Halal Bi Halal ini,  juga dihadiri oleh Ketua PWNU Sumut Dr. Marhalim Harahap, Rois Syuriyah PWNU Sumut Dr. KH. Abdul Hamid Ritonga, Mustasyar PWNU Sumut KH. Azhari Tambunan, juga Asisten Ekonomi  Pemprov Sumut Manna Was Salwa Lubis dan Kakanwil  Kemenag Sumut Ahmad Kosbi, S.Ag.

Dalam kesempatan ini, Khofifah secara khusus mengajak jamaah Muslimat NU untuk kembali  keras keras dan merajut  kembali persaudaraan pasca diumumkannya putusan MK terkait Pilpres 2014. 

“MK telah memberikan putusan final dan mengikat terkait hasil Pilpres 2024 yang menyatakan bahwa pasangan Prabowo-Gibran yang menenangkan Pilpres 2024,” kata Khofifah.

“Seiring dengan hal tersebut, maka mari kembali kerja keras dan merajut persaudaraan diantara kita semua. Mari fokus dalam membangun bangsa dalam bingkai kerukunan dan persaudaraan yang erat,” imbuh Khofifah.

Tidak hanya itu, dalam kegiatan ini, Khofifah juga mengajak ibu-ibu untuk menjadikan forum-forum pengajian Muslimat NU bagian dari munajat mendoakan kemajuan dan kedamaian bangsa dan mendoakan kedamaian dunia. 

Terutama karena saat ini kondisi dunia sedang tidak baik-baik saja dan banyak terjadi peperangan di berbagai negara.

“Kita tau perang Rusia dengan Ukraina  belum selesai. Sekarang Israel tidak hanya perang menyerang Palestina tapi juga mulai konflik dengan Iran. Tidak ada yang tau kapan perang ini berakhir,” kata Khofifah.

“Oleh sebab itu saya mengajak ibu-ibu Muslimat NU untuk di setiap forum pengajian yang digelar, tidak hanya mendoakan diri dan keluarga saja. Tapi juga mendoakan kemajuan dan kedamaian bangsa Indonesia, dan mendoakan kedamaian dunia,” imbuh Khofifah.

Salah satu program yang rutin dilakukan Muslimat NU adalah one day one juz. Atau membaca Alquran sehari satu juz.

Khofifah secara khusus meminta tidak ada kata tidak sempat bagi Muslimat NU untuk melakukan ngaji Alquran. Kalau tidak sempat satu hari satu juz maka dua hari satu juz dan seterusnya.

“Jangan ada kata tidak sempat karena itu adalah cara Muslimat menjaga daerahnya, cara Muslimat NU mengawal keselamatan bangsa dan dunia,” tegas Khofifah.

Tidak hanya itu, di forum ini, Khofifah mengajak ibu-ibu Muslimat untuk mengilhami peringatan Hari Kartini yang jatuh pada tanggal 21 April kemarin dengan saling mengingatkan dan menyemangati untuk tidak lelah dalam mencari ilmu.

Khofifah mengatakan bahwa Kartini tak lain adalah santri yang sama-sama belajar dari kiai yang sama dengan pendiri NU dan pendiri Muhammadiyah yaitu nyantri pada Kiai Sholeh Darat di Semarang. 

“Artinya RA Kartini juga adalah santri. Untuk itu, Saya ajak ibu ibu semua jangan pernah berhenti mencari ilmu. Tidak ada kata terlambat atau tua untuk menuntut ilmu, untuk belajar,” tegasnya.

Gubernur Jatim periode 2019-2023 ini kemudian menceritakan pengalamannya ketika berkunjung ke kantor Grand Syaikh Al Azhar Mesir. Di depan kantornya Grand Syaikh  ditulis ayat 11 surah Al Mujadalah yang artinya 

“Allah akan meninggikan derajat orang orang yang beriman diantaramu dan orang orang yang diberi ilmu pengetahuan beberaoa derajat". Maka sesungguhnya Allah akan meningkatkan derajat manusia yang beriman dan berilmu. "Maka ibu-ibu harus  terus semangat mencari ilmu,” tegas Khofifah.

Tidak hanya itu, dalam kesempatan ini, Khofifah juga memberikan sederet pesan pada pengurus PW Muslimat Sumatera Utara dan seluruh jajaran pengurus cabang yang hadir tentang keunggulan kompetitif dan komparatif  perempuan dimana warga Muslimat NU diharapkan dapat memenuhinya.

"Bagi pengurus yang baru dilantik, yang ingin saya sampaikan ibu ibu  harus memiliki keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif. Sesuai pesan Imam Al Ghazali, beliau membagi satu kaum menjadi empat kelompok. Dan ini pasti akan ada temukan di dalam organisasi yang ibu ibu  pimpin baik di PW maupun PC," tegas Khofifah.

Yang pertama adalah kelompok Rojulun Yadri wa Yadri Annahu Yadri yaitu kelompok yang dia tahu bahwa dia punya kemampuan. Maka untuk menghadapi kelompok atau anggota ini, Khofifah meminta agar pengurus untuk mendorong kemampuan yang dimiliki agar bisa bermanfaat sebesar-besarnya untuk umat.

Kemudian kategori yang kedua adalah Rojulun Yadri wa Laa Yadri Annahu Yadri yaitu dia tidak tahu bahwa dia mampu. Jika ada yang seperti ini Khofifah meminta agar jajaran pengurus untuk mengidentifikasi agar kemampuan yang mereka miliki bisa tereksplor dengan maksimal.

Kelompok yang ketiga adalah Rojulun Laa Yadri wa Yadri Annahu Laa Yadri yaitu seseorang tahu bahwa dirinya tidak mampu.

Jika ada yang seperti ini, maka Khofifah berpesan agar pengurus Muslimat NU untuk memberikan kesempatan pada mereka untuk belajar. Karena bukan tidak mungkin ketika sudah punya ilmunya, maka sejatinya mereka bisa jauh lebih berkembang.

"Yang keempat adalah kelompok Rojulun Laa Yadri wa Laa Yadri Annahu Laa Yadri yaitu Seseorang yang Tidak Tahu bahwa dia tidak punya kemampuan. Kadang yang seperti ini selalu merasa tahu, selalu merasa memiliki ilmu, padahal ia tidak tahu apa-apa. Maka jika ada yang semacam ini saya pesan Muslimat NU untuk  bijak dan mengarahkan agar mereka bisa memiliki kemampuan untuk bisa memberikan banyak pengabdian untuk umat," pungkas Khofifah.

Hangatnya suasana begitu terasa dalam forum halal bi halal yang juga pelantikan pengurus PW Muslimat NU Sumut kali ini. Terutama saat di akhir acara, Ketua PW Muslimat NU Sumut beserta jajaran sempat menyelimuti Khofifah dengan kain ulos sebagai tanda kasih sayang dan penghormatan.