Elemen mahasiswa kembali turun ke jalan bersama elemen masyarakat, dalam peringatan 25 tahun berjalannya Reformasi. Aksi itu, digelar di Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta, pada Kamis sore (25/5).
- Kasus Harun Masiku Kerap Dipolitisasi
- Firli Bahuri Pastikan Tidak Ada Upaya Menyingkirkan Novel Baswedan Cs
- Komunikasi Dengan Maidi Stagnan, Golkar Siap Alihkan Dukungan
Ketua Senat Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Muhammad Fadhil Bilad mengatakan, selama 25 tahun reformasi berjalan, kondisi hari ini tidak terlalu jauh beda dengan pada 1998.
Kata dia, pemerintah dengan lihainya menerbitkan kebijakan-kebijakan yang tidak pro rakyat, tanpa adanya intervensi dari lembaga negara lainnya.
"Meski pemerintahan ini terlihat demokratis, nyatanya itu hanyalah kulit semata," kata Bilad.
Bilad juga membahas tentang pelanggaran-pelanggaran HAM di Indonesia. Kata dia, jangankan menyelesaikan pelanggaran HAM masa lalu, rezim Presiden Joko Widodo justru melahirkan pelanggaran baru.
"Jokowi saat kampanye presidennya, pernah berjanji untuk menyelesaikan kasus HAM lama, namun kini mana pembuktiannya? Bahkan di era sekarang ini juga terjadi pelanggaran HAM berat, Wadas dan Kanjuruhan contohnya," lantangnya.
Sementara Ketua Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik Indonesia (Himapolindo) Wilayah III Ahmad Husni mengatakan, reformasi bukanlah hanya sebatas tuntutan pada masa lalu. Namun, reformasi adalah sebuah semangat untuk memperbaiki kerusakan demokrasi dan menegakkan keadilan.
"Sehingga, tuntutan reformasi mungkin saja bisa berbeda, karna harus menyesuaikan kondisi yang ada. Tapi, yang tidak boleh berubah adalah api-api semangat reformasi itu sendiri,” tegasnya dimuat Kantor Berita Politik RMOL.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Plesiran Kelompok Cipayung Plus ke Luar Negeri Lukai Mahasiswa
- Aliansi BEM Mahasiswa Tanjung Perak Baksos Peduli Sesama
- Pemkot Surabaya Terjunkan 1.749 Mahasiswa MSIB ke Seluruh Pelayanan OPD, Kecamatan, hingga Balai RW