Absurdnya Pendanaan Program MBG

Ilustrasi program MGB/Ist
Ilustrasi program MGB/Ist

SEJAK dua pekan program makan bergizi gratis bergizi (MBG) ini digulirkan, banyak pejabat di negara ini melontarkan ide absurd (baca konyol) tentang pendanaan program MBG. 

Dimulai dari usulan menggunakan dana zakat oleh Ketua DPD RI, Sultan B Najamuddin. Alasannya, DNA masyarakat Indonesia dermawan dan suka gotong royong. 

Usulan pendanaan program MBG dengan menggunakan dana zakat, infak dan sedekah pun akhirnya membuka polemik baru.

Banyak penolakan, termasuk mantan Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin. Lukman yang menjabat di era Presiden Joko Widodo itu, di akun X miliknya meminta untuk menyetop wacana zakat untuk membiayai makan bergizi gratis. 

Belum juga reda, anggota Komisi IX DPR RI Irma Suryani pun menanggapi. Dia mengusulkan agar pembiayaan implementasi program MGB didanai oleh cukai rokok. Karena cukai rokok per tahun 150 triliun. 

Kemudian baru-baru ini, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengungkap bahwa Pemerintah Daerah (Pemda) antusias berkontribusi dalam pelaksanaan program makan bergizi gratis (MBG). Untuk tahun ini kontribusi daerah kabupaten dan kota yang ingin berpartisipasi sudah mencapai Rp2,3 triliun dan sisanya merupakan APBD Provinsi yang jika ditambahkan bisa mencapai Rp 5 triliun. 

Patungan Pemda akan dimulai September 2025 setelah pelantikan kepala daerah. Kemudian ia mencatat ada 415 kabupaten, 93 kota yang akan berpartisipasi dan kontribusinya bisa menambah jumlah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) hingga 4000 titik. 

Akhirnya program MBG ini pun masih dibebankan kepada pemda juga. Padahal jelas DPR telah menganggarkan Rp71 triliun untuk MBG selama 6 bulan. Ada juga rencana penambahan Rp140 triliun pada bulan Juli atau Agustus 2025.

Pembaca mungkin bisa menyimpulkan sendiri bagaimana kelanjutan dari program MBG ini nanti. Tapi yang jelas Presiden Prabowo Subianto meminta maaf kepada seluruh rakyat. Karena program MBG belum menjangkau seluruh siswa RI. 

Kendati demikian, Prabowo akan memastikan bahwa pada akhir tahun 2025 program unggulannya untuk mengentaskan masalah gizi pada anak itu akan dirasakan oleh seluruh siswa.

* Wartawan Kantor Berita RMOLJatim

ikuti terus update berita rmoljatim di google news