Pertumbuhan ekonomi hingga 7,07 persen pada kuartal II tahun 2021 dinilai tidak sejalan dengan fakta yang terjadi di lapangan.
- HUT Jatim ke-76, PKS Jatim Anggap Masih Banyak PR dan Tantangan
- Tolak Kenaikan BBM, Politisi Demokrat Jatim: Beban Rakyat Makin Berat
- Tahapan Pendaftaran Bacaleg DPRD Jember 2024 Sudah Dimulai, Hari Pertama Belum Ada Pendaftar
Saat ini, masih banyak masyarakat mengalami kesulitan ekonomi. Bahkan tak sedikit masyarakat yang kehilangan pekerjaan di masa pandemi Covid-19.
"Bangun tidur, di mana-mana rakyat menjerit pendapatannya rontok. Dagangan bangkrut karena daya beli anjlok. Banyak PHK," tegas Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB), Adhie Massardi, Sabtu (7/8)
Pandemi Covid-19 yang hingga kini belum teratasi juga tidak hanya memukul sektor ekonomi, melainkan keselamatan jiwa masyarakat.
"Di mana-mana, rakyat nangis saudara-saudaranya kena Covid-19, puluhan ribu meninggal sebab minim obat dan perawatan," lanjut deklarator Koalisi Aksi Menyelaatkan Indonesia (KAMI) ini.
Melihat fakta yang dialami langsung oleh rakyat tersebut, mantan jurubicara Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur ini pun tak habis pikir dengan pengumuman yang disampaikan pemerintah melalui Badan Pusat Statistik (BPS) terkait pertumbuhan ekonomi naik hingga 7,07 persen di kuartal II tahun ini.
"Bangun tidur, dia bilang ekonomi tumbuh 7,07 persen. Ente ngelindur?" tandas Adhie Massardi.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Pemilu Sukses Digelar, Mujadalah Kiai Kampung Tak Mau Tagih Janji
- Bahas Peningkatan Pertahanan, Prabowo Temui Putra Mahkota Abu Dhabi
- MKD Didesak Berikan Sanksi Tegas Pada Rahmat Muhajirin Terkait Pencurian 21,5 Ton BBM Milik Pertamina