Sejumlah Calon legislatif (caleg) peserta pemilu 2024, di Kabupaten Gresik, mengaku harus mempersiapkan kocek tebal untuk mendapat (membeli) suara dukungan dari para pemilih yang ada di daerahnya.
- Belum Laporkan LHKPN, 5.681 Caleg Terpilih Terancam Tak Dilantik
- PDIP Ingatkan Caleg Tak Kanibalisme Suara Di Pemilu 2024
- Banyak Caleg Transaksi Jual Beli Suara, Massa Partai Buruh Geruduk KPU Sidoarjo
Bahkan, uang ratusan juta hingga miliaran telah digelontorkan ke para pemilih yang bersedia mendukungnya (dibeli) sejak H-3 hingga H-1 jelang dilaksanakannya Pemilu 2024.
"Uang saya keluarkan rata-rata sudah diserahkan ke calon pemilih, baik lewat orang-orang yang saya tim pemenangan. Mulai ditingkat Desa, kelurahan, maupun RT dan RW," kata salah seorang caleg kepada Kantor Berita RMOLJatim, Rabu (14/2).
Menurutnya, besar biaya untuk mendapatkan suara relatif besaran tergantung jumlah permintaan maupun harga beli suara. Sebab, harga diantara daerah berbeda-beda.
"Untuk besarannya itu macem-macem, tidak semua sama tergantung daerahnya. Ada yang hanya seharga Rp 50 ribu sampai Rp 250 per suara, jika tidak mengikuti harga jangan berharap bisa dapat suara," tutur caleg petahana di DPRD Gresik ini.
Ia menambahkan bahwa harga untuk satu suara di Kabupaten Gresik, terbilang cukup mahal dibandingkan dengan daerah lainnya.
"Gresik termasuk mahal, jika dibandingkan dengan Lamongan yang satu suaranya hanya Rp 25 - 30 ribu. Sedangkan disini (Gresik) paling rendah Rp 50 ribu, hitung saja kalau seumpama suara yang dibutuhkan 10 ribu maka caleg harus keluarkan dana Rp 500 juta," ungkapnya.
"Meski telah membeli suara, namun belum bisa jadi jaminan suara yang akan didapatkan utuh sesuai dengan jumlahnya. Apalagi jika harganya pembeliannya hanya Rp 50 ribu per suara, bisa ditimpuk oleh caleg yang berani membeli dengan harga lebih tinggi," ungkapnya.
Senada juga disampaikan caleg petahana di DPRD Gresik lainnya, bahwa dirinya juga harus membeli suara tambahan untuk menjamin agar tidak kalah.
"Meski pun saya sudah punya basis suara yang selama ini saya rawat, tapi bukan berarti aman. Bisa-bisa kalau lengggah, justeru bisa diambil orang (caleg) lain," katanya.
"Untuk mengamakan suara, saya harus beli dengan harga terendah Rp 100 ribu per suara. Meski saya optimis bisa melenggang kembali ke kursi DPRD Gresik untuk kedua kalinya di Pemilu 2024 ini," pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Jelang Pilkada 2024, Satgas AMP Probolinggo Ultimatum Kades Hindari Politik Uang
- Dugaan Politik Uang Pilkada, Bawaslu Sleman Amankan Uang Tunai Rp12,6 juta di Kapanewon Minggir
- Bawaslu Probolinggo Limpahkan Dugaan Politik Uang Zulmi-Rasit ke Polres