Debat kandidat Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 diharapkan memperhatikan persoalan budaya.
- LaNyalla Ajak Masyarakat Berpikir Rasional Dengan Terungkapnya Kasus Penggandaan Uang
- Sembako Bakal Kena PPN 12 Persen, Politisi Demokrat: Mohon Sri Mulyani Ingat Waktu Miskin, Sekolah Tinggi Bukan Untuk Sengsarakan Rakyat
- Jerinx SID Dipenjara, Arief Poyuono: IDI Tinggal Buktikan Bukan Kacung WHO, Jangan Baper
Menanggapi hal itu, Arief berterima kasih atas usulan yang disampaikan. Kata pria kelahiran Surabaya itu, persoalan kebudayaan merupakan hal penting yang memang perlu menjadi catatan.
"Ahli budaya memang perlu terlibat aktif, maka ruang-ruang ini yang jadi catatan oleh budayawan penting untuk ditangkap oleh capres dan cawapres," tutur Arief seperti diberitakan laman KPU.
Dia melanjutkan, persoalan kebudayaan dapat diformulasikan lewat salah satu sesi debat. Sebagaimana diketahui debat sendiri akan diselenggarakan sebanyak lima kali, dan debat yang pertama diselenggarakan pada 17 Januari 2019.
"Budaya tentu bisa mengambil salah satu sesi di debat itu. Nah, untuk merumuskan isu budaya bisa dua tahap, pertama undang panelis, MBI bisa kirim delegasi yang merumuskan pertanyaan itu, kedua itu moderator, siapa yang akan menyampaikan, saya pikir kami membutuhkan peran MBI," pungkas Arief. [bdp
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Pemerintah Naikkan Harga BBM, Demokrat: Bukti Tatakelola Ekonomi Amburadul
- Jika Khofifah Dampingi Prabowo di Pilpres 2024, Pengamat: Pasangan Potensial yang Mengejutkan
- FWJI Desak Kapolri Beri Atensi Khusus Usut Penganiayaan 5 Wartawan di Surabaya