Program pasangan Capres-Cawapres Nomor Urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dalam mencegah stunting di Indonesia, salah satunya dengan memberikan makan siang gratis.
- Pemilu 2024, PKS Sidoarjo Bakal Ditinggal 2 Caleg Incumbent, Kaum Millenial Jadi Motor Pendulang Suara
- Mutakhirkan Data Pemilih Pilkada Serentak 2024, Coklit KPU Banyuwangi Telah Capai 80 Persen
- Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jatim Desak Larangan Penggunaan Mobil Dinas untuk Mudik Lebaran 2025
Dalam pelaksanaan program tersebut, pasangan ini berjanji akan melibatkan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk pendistribusiannya.
Menanggapi itu, Ketua Asosiasi IUMKM Indonesia Akumandiri, Hermawati Setyorinny tidak yakin dengan pelibatan UMKM dalam realisasinya.
“Saya kurang percaya program ini melibatkan UMKM, karena dengan rencana program skala nasional sudah pasti akan dipegang oleh pengusaha besar,” ujar Rinny akrab disapa dalam keterangannya dimuat Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (30/11).
Menurut dia, pelaku UMKM apalagi mikro belum sanggup memenuhi jumlah besar dan legalitas serta dokumen yang memenuhi standar butuh kehati-hatian karena program nasional dan harus aman dimakan.
“Jadi seandainya dilibatkan pun, saya pastikan hanya sebagian kecil, dan jumlah yang tidak besar,” ungkapnya.
Wanita asal Semarang itu menyebut tidak memungkinkan perputaran uang dalam program itu dirasakan oleh pelaku UMKM. Misalnya seperti warung dan kios bahan sembako.
“Karena apa? Jumlah sangat besar, pasti yang mendapatkan tender tersebut adalah pengusaha besar atau catering besar. Dan mereka belanja juga pasti pada penyuplai besar, bukan warung warung kecil,” tegasnya.
Dia pun menyoroti dalam pencegahan stunting, makan siang gratis bukan menjadi solusi.
“Menurut saya sebaiknya jika dijalankan pun tidak melulu diberikan begitu, bisa diberikan melalui anggaran desa. Misalnya sekian persen untuk masalah stunting dan edukasi kesehatan dengan melibatkan para perempuan dengan didampingi tenaga kesehatan dan tenaga gizi,” bebernya.
“Dan tidak hanya berhenti di situ, tetapi dengan diimbangi dengan pemerataan pendidikan dan adab sesuai kultur daerah masing masing,” pungkas dia.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Hasil Survei, Ridwan Kamil Paling Jujur dan Kompeten
- Kondisi Utang Sudah Mengerikan Capai Rp 6.000 Triliun Lebih, Indonesia Bisa Kolaps
- PKB Sebut NU di usia 95 Tahun Semakin Magnetable