Pemerintah tetap mengambil langkah-langkah untuk mengurangi mobilitas masyarakat pasca mudik lebaran. Random test Covid-19 bagi pemudik yang kembali Jakarta di lakukan di 21 titik.
- Airlangga Hartarto: Pemilu Kurang Tiga Tahun Lagi, Seluruh Instrumen Golkar Harus Siap
- Beri Kuliah Umum di Umsida, Airlangga Ajak Perguruan Tinggi Cetak Wirausahawan Bertalenta Digital
- Menko Perekonomian: Program PEN Terbukti Mampu Jadi Buffer Pemulihan Ekonomi
Ketua Komite Pemulihan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Airlangga Hartarto mengatakan, langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 pasca mudik Lebaran. Tindakan ini penting agar tidak membebani sistem kesehatan dan tetap menjaga upaya pemulihan ekonomi yang sudah dilakukan oleh pemerintah.
Sebelumnya, diperkirakan terdapat sekitar 7% sekitar 17 juta penduduk yang ingin mudik. Setelah dilakukan pengetatan dan penyekatan dalam Operasi Ketupat dan larangan mudik oleh pemerintah, diketahui masih terdapat sekitar 1,5 juta warga yang tetap memaksa untuk mudik.
“Kita harapkan dengan adanya pengetatan PPKM Mikro, bagi pemudik yang melakukan tes dan dinyatakan positif, harus dilakukan isolasi di daerah masing-masing,” kata Menteri Koordinator bidang Perekonomian itu dalam press conference virtual, di Jakarta, Sabtu (15/5).
Airlangga mengatakan random test bagi masyarakat yang menuju Jakarta pasca mudik berupa tes swab antigen atau tes PCR dilakukan di 21 titik lokasi di sejumlah provinsi di Pulau Jawa dan di Pelabuhan Bakauheni, Lampung.
Pemerintah juga sudah menyediakan tempat isolasi bagi mereka yang kedapatan positif Covid-19 saat kembali ke Jakarta.
Airlangga mengatakan, langkah ini penting dilakukan, karena melihat dari total kasus di seluruh Indonesia telah mengalami perbaikan yang signifikan.
"Total dari tingkat kesembuhan di Indonesia lebih baik dari beberapa negara," ujar Airangga.
Saat ini kasus yang terkonfirmasi mencapai 2633 kasus. Kasus aktif hanya sekitar 5,4%. Tingkat kesembuhan bahkan mencapai 91,8%, dan meninggal dunia hanya sebesar 2,8%. Bed Occupancy Rate (BOR) secara nasional pada Mei ini hanya 29%.
Terkait dengan perekonomian nasional, Menko Perekonomian ini mengakui pada kuartal pertama pertumbuhan ekonomi masih minus 0,74 persen. Namun tren yang terjadi di Indonesia menunjukkan kurva “V” dan menuju ke arah positif.
“Kita berharap bahwa pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua akan masuk jalur positif dan diperkirakan bisa mencapai 7 persen,” ujar Ketua Umum Partai Golkar itu.
Ia menjelaskan, Purchasing Managers' Index (PMI) Indonesia saat ini sudah mencapai 54,6. Dari segi indek keyakinan konsumen juga sudah mendekati angka normal, yakni 90 dan menuju 100. Airlangga juga melihat tren perekonomian nasional, bahwa impor dan ekspor sudah kembali normal. Bahkan belanja pemerintah juga berada dalam jalur positif.
Beberapa sektor serta komunikasi dan telekomunikasi, serta jasa dan kesehatan, bahkan pertanian dan sektor properti sudah menuju ke arah yang positif. Sementara untuk industri dengan adanya PPnBM yang ditanggung pemerintah juga menuju ke arah positif dan terjadi kenaikan yang cukup tinggi.
Airlangga menjelaskan, PMTB (Pembentukan Modal Tetap Bruto) juga sudah mendekati 0 (nol), lebih tepatnya -0,23. Sementara untuk pertumbuhan ekspor sudah mencapai 6,74% bahkan lebih tinggi dibanding masa pre Covid-19. Sementara untuk impor, terutama barang modal dan konsumsi pertumbuhannya juga sudah mencapai 5,27%.
“Kita lihat secara spasial sudah ada perbaikan pertumbuhan ekonomi. Di Sumatera sudah minus 0,86%, di Jawa minus 0,83%, Kalimantan minus 2,32%. Sulawesi sudah positif 1,2%, Papua dan Maluku positif 8,97%. Ini didorong kegiatan dan harga komoditas, seperti sawit, nikel, tembaga dan batubara,” tandas Airlangga.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Momentum Libur Lebaran 2025: Pengunjung THP Kenjeran Surabaya Melonjak, Omzet Pedagang Terdongkrak
- Pemkot Surabaya Siapkan Pengamanan dan Pengaturan Parkir Selama Libur Lebaran
- Satpol PP Surabaya Siagakan 1.450 Personel Amankan Libur Nyepi dan Idulfitri 2025 di 13 Lokasi Rawan