Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa akan memanggil Walikota Surabaya Tri Rismaharini untuk membahas pembatasan sosial berskala besar (PSBB), pada Minggu, (19/4) besok.
- Resmikan Puslatda Jatim 100-V, Gubernur Khofifah Bakar Semangat Para Atlet Kejar Prestasi Hingga Berkelas Dunia
- Rayakan HUT ke-35 Arema FC, Wali Kota Sutiaji Bangga Terhadap Prestasi dan Suporter Arema
- Bupati Lamongan Berkomitmen Capai Indikator Pencegahan Korupsi Secara Maksimal
Selain Risma, Khofifah juga mengundang dua kepala daerah yang bersinggungan dengan Surabaya, yakni Bupati Sidoarjo dan Bupati Gresik. Ini menyusul tiga daerah tersebut menjadi penyumbang terbnayak kasus positif covid-19 di Jatim.
"Di Grahadi, untuk menentukan tindak lanjut dari PMK PSBB," kata Khofifah dalam jumpa pers di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Sabtu, (18/4).
Menurut Khofifah, sebaran kasus positif di kota Surabaya sudah merata di 31 kecamatan yang ada. Total kasus positif per tanggal 18 April tercatat 270 orang, PDP sebanyak 703 orang dan ODP sebanyak 1806 orang.
"Konfirmasi positif setiap harinya yang berasal dari PDP rata-rata 50-60 persen," kata Khofifah.
Khofifah juga mengungkapkan, jika hari ini telah dilaksanakan rapat koordinasi yang dikuti oleh Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) dengan membahas situasi darurat penyebaran Covid-19 di Surabaya yang semakin
meningkat.
Berdasarkan kajian epidemiologi yang dilakukan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unair, telah dilakukan penilaian (scoring) yang merujuk
kepada metode evaluasi epidemiologi yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) terkait PSBB.
Berdasarkan penilaian tersebut, total nilai untuk Surabaya mencapai nilai 10, atau tertinggi dari skala evaluasi. Beberapa hal yang menjadi catatan
diantaranya adalah doubling time telah terjadi empat kali, serta telah terjadi transmisi level 2 (propagatedspread) dan transmisi lokal maupun lintas wilayah.
"Maka rapat PERSI menekankan pentingnya penerapan status PSBB untuk kota Surabaya," kata Khofifah.
Saat ini, lanjutnya, kedua kabupaten yang berbatasan langsung dengan Surabaya dan memiliki pola interaksi kewilayahan yang sangat erat, turut menunjukkan kenaikan kasus Covid-19 yang sangat signifikan. Dari 18
kecamatan di Gresik, saat ini 11 kecamatan telan memiliki kasus konfirmasi positif Covid-19, tercatat pertanggal 18 April yang terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 20 orang, PDP sebanyak 102 orang, dan ODP sebanyak 1073 orang.
sedangkan dari 18 kecamatan di Sidoarjo, saat ini 14 kecamatan telah memiliki kasus konfirmasi positif Covid-19 sebanyak 55 orang, PDP sebanyak 118 orang dan ODP sebanyak 497 orang.
Berdasarkan peta persebaran kasus konfirmasi positif Covid-19 berbasis GIS dengan kedalaman data ditingkat kecamatan, kecamatan-kecamatan di Gresik
dan Sidoarjo yang memiliki kasus konfirmasi positif menunjukkan pola cluster atau terkonsentrasi diwilayah perbatasan dengan kota Surabaya
.
"Perkembangan yang terjadi di Surabaya, maupun di Sidoarjo dan Gresik, menunjukkan indikasi yang sejalan dengan petunjuk penentuan tingkat urgensi dari penerapan status PSBB dalam PMK PSBB," demikian Khofifah.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Bupati Blitar dan Baznas Salurkan Pentasyarufan
- Pj Gubernur Adhy Lepas Tim ‘Ekspedisi 79’ Gunung Arjuno: Semangat Kemerdekaan Jaga Kelestarian Alam
- Pegawai Lapas Klas II B Jombang Disuntik Vaksin Booster