Seperti virus, kasus dugaan megakorupsi PT Asuransi Jiwasraya kini menjangkiti asuransi-asuransi lain, seperti Asabri, Taspen dan lain sebagainya.
- Untuk Penuhi Aturan Spin Off, Akuisisi BTN Syariah oleh BSI Perlu Ditinjau Ulang
- Iklim Usaha di Aceh Berkembang, Diperlukan Dukungan Pemerintah Agar Lebih Cepat Melaju
- Ini Bocoran Spesifikasi Infinix Hot 10S
Hal ini disampaikan ekonom senior Institute Development Economics and Finance (Indef), Faisal Basri di gedung ITS Tower, Pasar Minggu dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (6/3).
“Nah ini juga harus diperhatikan dampak penyebarannya harus diperhatikan. Ini sekarang Jiwasraya lalu ke asuransi jiwa lainnya ujungnya ke asuransi secara umum,” ujar Faisal.
Selain itu, virus Jiwasraya ini juga akan menjangkiti atau beredwk pada sektor investasi dan bursa saham. Oleh karena itu, pemerintah harus dapat melokalisir kasus-kasus asuransi sama seperti melokalisir virus corona.
“Asuransi ini keluarkan produk investasi yang jual reksadana efeknya ke bursa saham. Bursa saham ngefek lagi ke bursa saham secara keseluruhan, yang mesti dilakukan itu, seprtti melokalisir virus corona nggak kesebar,” paparnya.
Pihaknya mengaku prihatin dengan adanya wacana mengenai perusahaan asuransi yang bakal dimerger atau dileburkan menjadi satu perusahaan.
“Ini kalau asuransi logikanya gak bagus. Yang digabung harus baik ama baik, kalau satu kena corona semua kena kan. Maka jangan dibebankan virus yang di Jiwasraya malah diambil alih BUMN asuransi yang bagus yang sehat,” tandasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Direktur PT Paiton Energy Fazil Erwin Raih Trophy Keris Kehormatan Nusantara CSR Awards 2024
- Industri Bakal Kewalahan, Kemenperin Berharap Program Gas Murah Tetap Dilanjutkan
- Inovasi Bank BTN Kembali Bangkitkan Semangat Bisnis dan Perekonomian di Era New Normal
