Peningkatan minat kaum millenial terhadap dunia pertanian berbuah manis bagi Kabupaten Bangkalan. Penjabat (Pj) Bupati Bangkalan Arief Moleya Edie memimpin langsung pemberangakatan ekspor perdana ubi Bangkalan. Acara pelepasan yang bertempat di Sentra IKM Bangkalan, Desa Baengas, Kecamatan Labang, dihadiri sejumlah pejabat Bangkalan, Jumat (07/02/2025).
- Wali Kota Eri Dorong Integrasi Wilayah Aglomerasi untuk Pertumbuhan Ekonomi
- Tinjau Program MBG di Bangkalan, Khofifah: Makanan Bergizi Tingkatkan Kecerdasan dan Inteligensi Siswa
- Gedung SDN Buddan 2 Bangkalan Digembok, Siswa Sekolah di Teras Rumah Kades
Ekspor perdana ini menjadi momentum penting bagi pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangkalan dalam mempromosikan potensi ubi hasil pertanian di Bangkalan ke pasar internasional.
Disamapaikan Pj Bupati Bangkalan, Pemkab berencana meningkatkan volume ekspor ubi ke depannya. Dari hasil pengamatan Dinas Pertanian, Perikanan, dan Ketahanan Pangan (DP2KP) Bangkalan. Daerah Bangkalan memiliki 298 hektar lahan pertanian yang tersebar di 15 kecamatan yang sangat cocok untuk budidaya ubi.
Untuk mendukung produktivitas petani, DP2KP akan memberikan pendampingan intensif, mulai dari penyediaan bibit, pelatihan budidaya, hingga pemasaran.
"Petani jangan khawatir. Tanam ubi pun nanti akan didampingi. Karena kita bikin sentra uji coba di kebun Bang Jani," tegas Pj Arief.
Ekspor perdana ubi dari Bangkalan ini mencapai 24 ton. Ekspor ubi ini tidak lepas dari peran kaum muda yang digagas oleh dr. Edgar Noya Cosa Aranda.
Sebagai pionir dalam mengembangkan usaha ekspor hasil pertanian, laki-laki yang akrab diapnggil Edgar ini telah berpengalaman mengekspor ubi sebanyak 17 kali sebelumnya.
Negara tujuan ekspornya antara lain Singapura dan Malaysia. Kata Edgar dari kedua negara ini memiliki permintaan tinggi terhadap komoditas ini. Ada 4 macam varietas ubi yang diekspor saat ini, antara lain, ubi ungu, cepun, golden, baby potato, dan ubi madu.
"Permintan kita itu banyak, dari Malaysia dan Singapura cukup banyak. Permintaannya itu sampai seribu ton. Kita bisa mengirim setiap bulan bisa mengirim 2 hingga 3 kontainer," tutur Edgar.
"Namun, untuk memenuhi permintaan yang besar, ketersediaan ubi di Jawa Timur tidak mencukupi. Kita ambil ubi dari daerah lain seperti Bandung, Wonogiri, Banyuwangi, dan Madiun," imbuhnya.
Kata Edgar, 1 hektar lahan bisa menghasilkan15 ton ubi. Hal ini kata dia bisa menjadi komoditas yang menjanjikan bagi petani. Saat ini, harga ubi yang sudah bersih bisa mencapai Rp 9.000 per kilogram.
"Maka anak muda millenial jangan malu jadi petani. Saya seorang dokter bisnis saya rata-rata di bidang pertanian. Pendapatan terbesarku dari pertanian," ujar Edgar.
Lebih lanjut kata Edgar, Ekspor ubi ini tidak hanya membawa dampak ekonomi bagi petani, tetapi juga menjadi kebanggaan bagi masyarakat Bangkalan. Dengan semangat kaum muda dan dukungan pemerintah, sektor pertanian di Bangkalan diharapkan semakin berkembang dan mampu bersaing di pasar global.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Wali Kota Eri Dorong Integrasi Wilayah Aglomerasi untuk Pertumbuhan Ekonomi
- Tinjau Program MBG di Bangkalan, Khofifah: Makanan Bergizi Tingkatkan Kecerdasan dan Inteligensi Siswa
- Gedung SDN Buddan 2 Bangkalan Digembok, Siswa Sekolah di Teras Rumah Kades