Letusnya Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang membuat banyak relawan berdatangan. Tak terkecuali dari Relawan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Probolinggo.
- Tim DVI Kembali Identifikasi Lima Jenazah Korban Semeru, Total 35 Jenazah Dikenali
- Anak Korban APG Erupsi Semeru Ingin Sekolah Jember
- Anwar Sadad Hibur Anak Pengungsi Erupsi Semeru, Dicurhati Tidak Bisa Sekolah Dan Mengaji
Relawan Baznas Kabupaten Probolinggo, Ricky mengatakan, dia bergabung dengan para relawan lainnya termasuk TNI-POLRI untuk mengevakuasi para korban yang meninggal akibat semburan panas abu vulkanik gunung Semeru.
Bahkan, para relawan menyusuri setiap sudut di lokasi kaki gunung Semeru, untuk mengevakuasi para korban yang meninggal.
Pada saat menyusuri di setiap titik kata Ricky, banyak menemukan keanehan. Utamanya, baunya yang tak sedap.
"Jadi dilokasi itu, baunya seperti mayat terbakar (Anyer). Ya gimanalah baunya itu," jelasnya, pada Kantor Berita RMOL Jatim, Senin (6/12).
Menurut Ricky, dia dan para relawan lainnya sampai menggunakan masker 3 lapis. Namun, bau seperti mayat di bakar itu masih menyengat.
"Saya sudah pakai tiga masker. Tapi masih menyengat baunya," ucap dia.
Tidak sedikit para relawan lainnya yang muntah dilokasi pencarian korban. Mereka, tidak kuat dari dengan bau yang tidak sedap.
"Jadi dilapangan itu, ada relawan di regu saya itu yang muntah. Karena, tidak kuat baunya itu tadi," paparnya.
Ditambah masih kata Ricky, pada saat ditemukan korban yang sudah meninggal dengan tubuh kaku.
"Jadi untuk mengevakuasi jenazah itu pelan-pelan. Kawatir, organ tubuhnya putus," tegasnya.
Selain itu masih katanya, dilokasi masih banyak warga yang mencari keluarganya.
"Banyak warga yang menangis mencari keluarganya. Bisa jadi keluarganya masih tertimbun abu vulkanik itu," pungkasnya.
Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan sejauh ini diketahui sebanyak 15 orang meninggal dunia akibat erupsi Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Senin (6/12). Sementara, 27 orang lainnya masih dinyatakan hilang.
"Pos Komando (Posko) Tanggap Darurat Bencana Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru melaporkan korban meninggal dunia 15 orang Jumlah korban jiwa tersebut berdasarkan data per hari ini, Senin (6/12), pukul 11.10 WIB," kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan tertulisnya, Senin (6/12).
Muhari menjelaskan dari jumlah korban jiwa sebanyak 8 orang teridentifikasi di Kecamatan Pronojiwo, sedangkan 7 lainnya di Kecamatan Candipuro.
Menurutnya, sebanyak 27 warga masih dinyatakan hilang. Namun demikian, pengecekan dan validasi data terus dilakukan untuk memastikan status korban tersebut.
Muhari menyebut hingga hari ketiga, posko tetap melakukan operasi pencarian dan pertolongan terhadap kemungkinan warga yang menjadi korban awan panas Gunung Semeru. Sebanyak 5.205 jiwa terdampak erupsi Semeru.
"Posko masih memutakhirkan data warga terdampak," ujarnya.
Selain berdampak pada korban jiwa, awan panas guguran juga merusak sektor pemukiman dan infrastrukur di beberapa kecamatan di Kabupaten Lumajang. Data sementara menyebutkan rumah terdampak berjumlah 2.970 unit.
Kemudian, fasilitas pendidikan terdampak langsung 38 unit, jembatan putus 1 unit, yakni Gladak Perak yang berada di Desa Curah Kobokan, penghubung antara Lumajang dan Malang. (*)
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Tim DVI Kembali Identifikasi Lima Jenazah Korban Semeru, Total 35 Jenazah Dikenali
- Anak Korban APG Erupsi Semeru Ingin Sekolah Jember
- Anwar Sadad Hibur Anak Pengungsi Erupsi Semeru, Dicurhati Tidak Bisa Sekolah Dan Mengaji