Peluang Presiden Joko Widodo menggantikan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri dalam kepemimpinan partai tidaklah besar. Pasalnya, selama ini mitologi trah Soekarno selalu menjadi pedoman kepemimpinan PDIP. Dalam hal ini ada dua nama berasal dari trah Soekarno, yakni Puan Maharani dan Prananda Prabowo.
- Respons KPU MK Syaratkan Bekas Terpidana jadi Caleg DPD Ada Masa Tunggu 5 Tahun
- Massa Demokrat Jatim Ramaikan Kehadiran Anies di Surabaya
- PKS Jatim Usung Marhaen Djumadi, Slamet Junaidi dan Sugiri Sancoko untuk Cakada Nganjuk, Sampang dan Ponorogo
Kristiyadi menyebutkan, soal trah tersebut tidak sekadar soal keturunan dalam artian biologis. Tetapi, keturunan Soekarno juga bisa dilihat dari pembelajar dari ideologi Soekarno itu sendiri.
"Tapi sebetulnya kalau orang-orang yang Sukarnois kan bukan hanya urusan keturunan biologis. Tetapi juga bisa produk ideologis," jelasnya.
Sambungnya, soal turunan ideologis Soekarno ini yang harus dipahami Megawati jika pada akhirnya baik Puan atau Prananda dinilai tidak terlalu cakap untuk mengemban jabatan ketua umum PDI Perjuangan.
"Bahwa pengganti Ibu Mega harus orang Sukarnois, maka saya kira tidak terbatas kepada urusan biologis. Bisa keturunan orang muda yang mampu memahami menghayati sukarnoisme," tukasnya.
Untuk diketahui PDI Perjuangan pekan depan akan melangsung kongres ke V di Bali pada 5-8 Agustus. Dalam kongres tersebut PDIP diagendakan akan menetapkan struktur baru yakni ketua harian partai, yang akan diisi oleh salah satu anak biologis Megawati, Prananda Prabowo atau Puan Maharani.[aji
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Tak Perlu Ribut, Aiman Bisa Bebas Pidana jika Tuduhannya Terbukti
- Dapati ODGJ Dikurung, Kemensos Gercep Beri Perhatian Serius
- Politik Uang di Masa Sosialisasi Sulit Ditindak, Bawaslu Minta KPU Revisi PKPU Kampanye