Mundurnya pendiri sekaligus Direktur Utama (CEO) Ruangguru, Adamas Belva Syah Devara dari jabatan Staf Khusus Presiden per 21 April 2020, membuktikan ada masalah pada program kartu prakerja.
- Berhadapan dengan Ratusan Mahasiswa di Surabaya, Ganjar Berkomitmen Bangun Industri Digital untuk Indonesia Emas
- Jika Tidak Dipilih PDIP jadi Pendamping Ganjar, Sandi: Saya Tak Mau Berandai-andai
- Ketua DPRD Sidoarjo Tak Ikut Saat PKB Daftar Bacaleg ke KPU, Mundur ?
Pakar politik dan hukum dari Universitas Nasional Jakarta, Saiful Anam, mengatakan, mundurnya Belva sebagai dari Stafsus Presiden tidak begitu saja menyelesaikan masalah.
"Bagaimana dengan proses tender kartu prakerja? Di situ kan diduga ada KKN, kolusi, maka untuk itu dia harus mempertanggungjawabkannya, karena saat itu dia masih menjabat stafsus," ucap Saiful Anam dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (22/4).
Bahkan, lanjut Saiful, dengan mundurnya Belva dari Stafsus Presiden semakin memperkuat bahwa adanya masalah pada program Kartu Prakerja.
"Justru dengan dia mengundurkan diri semakin memperkuat dan membuktikan kalau sebenarnya ada masalah di situ, dia tidak cukup hanya dengan mengundurkan diri lalu membebaskan dari masalah Kartu Prakerja yang dinilai penuh dengan permainan," tutupnya.
Nama Belva Devara ramai disoroti publik karena Ruangguru dapat proyek bombastis Rp 5,6 triliun dari program kartu prakerja.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Atasi Stunting dan Pemberdayaan UMKM Adalah Program Strategis Prabowo-Gibran
- Juara MQK Jatim Pulang Tanpa Penghargaan, NBI Kecewa Kinerja Kemenag
- Kritik Untuk Bawaslu, Pemilu Harus Bebas dari Intervensi Asing