Berawal Dari Laporan Anak Hilang- Bisnis Penipuan MLM Terungkap

Polres Lumajang berhasil mengungkap kasus perdagangan model piramida atau dikenal multi level marketing (MLM) yang dijalankan Q-Net.


Dikatakan Kapolres Lumajang AKBP DR Muhammad Arsal Sahban, Putri pergi dari rumah tanpa pamit setelah mendapatkan tawaran pekerjaan di Madiun dari temannya yang bernama Sugiono (24) warga Desa Kalipenggung, Kecamatan Randuagung, Kabupaten Lumajang.

Putri ditawari bekerja sebagai pendata barang di sebuah pabrik kesehatan dengan gaji per bulan Rp 3 juta.

Setelah sampai di Madiun, pekerjaan yang dijanjikan tidak ada. Korban malah ditawari bergabung dengan bisnis Q-Net dengan iming-iming kekayaan Rp 11 miliar dalam setahun.

Awalnya Putri harus membayar sekitar Rp 10 juta supaya bisa bergabung ke bisnis Q-Net tersebut, yaitu untuk membeli alat kesehatan yang bernama Cakra.

Bisnis Q-Net memberi contoh orang-orang yang sukses, seperti yang tadinya hanya pemulung tapi sudah memiliki mobil mewah.

Kapolres Lumajang AKBP DR Muhammad Arsal Sahban mengatakan, "Pertama kali saya mengintrogasi Putri saat berhasil melacaknya di Madiun, saya sudah melihat ada hal yang janggal. Dia merasa tidak ditipu oleh teman. Padahal dia disuruh ikut bisnis Q-Net dengan menyetor uang Rp 10 juta,” ujar AKBP Arsal.

Kapolres Lumajang lantas menduga ada kasus money games di belakangnya.

"Saya pernah mengajar di PTIK sekitar tahun 2007, dan salah satu materi yang saya ajarkan adalah tentang bisnis piramida yang saat itu belum terjangkau oleh hukum. Karena saat itu hukum baru bisa menjangkau kalau sudah ada yang dirugikan,” urainya.

Menurut Arsal, dalam kasus tersebut ada situasi anomie yaitu ada sebuah kejahatan tapi belum ada aturan yang mengaturnya, sehingga korban pasti akan terus berjatuhan. Sedangkan pada waktu itu di negara-negara maju seperti Singapura sudah membuat aturan piramid scheme selling regulation, yaitu larangan berbisnis model piramida.

"Indonesia baru memasukkan aturan ini dalam undang-undang perdagangan tahun 2015 yang melarang bisnis model piramida,” bebernya.

Arsal menambahkan bahwa bisnis model piramida sangat berbahaya bagi semua negara, karena membuat malas rakyatnya untuk bekerja karena mengandalkan bisnis model arisan berantai ini.

"Pada akhirnya bisnis ini akan runtuh disaat sudah tidak ada lagi yang bisa direkrut. Orang yang masuk belakangan pasti akan selalu dirugikan,” tandasnya.

Selama ini korbannya adalah orang-orang ekonomi bawah. Mereka tanpa sadar menjual aset satu-satunya seperti tanah, rumah, sapi, sawah supaya bisa bergabung ke bisnis ini. Tapi apa yang mereka dapatkan malah semakin terjerumus dalam dunia kelam bisnis piramida.[kan/aji]

ikuti terus update berita rmoljatim di google news