Berdamai Dengan Corona, Apakah Tanda Pemerintah Menyerah?

Presiden Joko Widodo meminta rakyat berdamai dengan virus corona. Seharusnya Jokowi menjelaskan pada publik agar satu pemahaman yang utuh dan tidak terpecah.


Hal ini disampaikan analis politik dan kebijakan publik Universitas Islam Syech Yusuf Miftahul Adib dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (12/5).

“Jangan sampai, beda memaknai ungkapan tersebut, dipahami bahwa kita (Indonesia) kalah atau pemerintah angkat tangan soal penanganan corona. Karena penanganan corona dari dulu banyak simpang siurnya,” katanya.

Penjelasan itu, kata Adib, sangat penting karena akan berdampak kepada psikologis masyarakat tentang bagaimana sikap sebenarnya pemerintah dalam menangani pandemik Covid-19.

Yang dikhawatirkan, pernyataan Jokowi soal berdamai dengan corona ini bisa dijadikan pemerintah daerah sebagai alasan tidak fokus terhadap penanganan corona.

Seharusnya, Adib menambahkan, pemerintah pusat mendorong langkah yang lebih tegas kepada pemda dalam menangani corona.

“Contoh saja, di Tangerang Raya, PSBB tak dikerjakan maksimal. Banyak checkpoint hanya simbol ada PSBB, tapi petugas tak aktif. PSBB jilid 2 tambah parah, checkpoint banyak kosong. Yang krusial, lagi-lagi bansos menjadi masalah baru,” pungkasnya.


ikuti terus update berita rmoljatim di google news