Akibat wabah virus corona, penjualan jamu tradisional di kota Madiun mengalami peningkatan hingga 50 persen.
- KAI Daop 9 Jember Siapkan 432 Kursi Angkutan Gratis Untuk Peserta Tajemtra 2023
- Bupati Madiun Terpilih Sambut Rencana Retreat Presiden Prabowo
- Jelang Ramadan, Gubernur Khofifah Imbau Masyarakat Bangun Sikap Saling Menghormati dan Tingkatkan Kamtibmas
Peningkatan itu dirasakan dalam beberapa Minggu ini. Dari mulai produksi 75 liter perhari bertambah menjadi 150 liter.
Hal itu disampaikan pemilik usaha D'Jamoe Oktavia Purnawati, Kamis (5/4).
Pemilik rumah produksi D'Jamoe di kelurahan Mojorejo kecamatan Taman kota Madiun mengaku sejak merebaknya corona penjualannya bisa mencapai 100 botol perhari yang tadinya perhari hanya 50 botol.
"Kalau pada hari biasa sih penjualan sampai 50 sampai 60 botol, tapi mulai Senin kemarin yang bersamaan merebaknya corona itu penjualan meningkat jadi sampai 80 sampai 100 botol perhari. " jelas Oktavia Purnawati yang akrab disapa Vivi pada Kantor Berita RMOLJatim.
Meski empon-empon atau rempah jamu mengalami kenaikan harga, Oktavia tidak serta merta menaikkan harga jual produksi jamunya.
Alasannya kenaikan harga empon-empon masih dianggap wajar. Namun jika kenaikan harga bahan baku dinilainya naik diluar batas kewajaran baru harga jamunya akan dinaikkan.
"Untuk harga jamu di tempat saya harganya masih tetap tidak ada kenaikan. Tapi kalau harga bahan baku jamu naik diluar batas kewajaran baru saya naikkan harga jamunya," terang Vivi.
Varian jamu tradisional produksi D'jamoe menurut Vivi yang paling banyak diminati adalah jamu temulawak.
Rumah produksi D'jamoe sendiri memiliki empat varian jamu yakni temulawak, kunir asem, beras kencur, gula asem dan rempah sari sukma.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Komisi A Protes PAPBD Jatim 2024 Dipangkas Sepihak
- Penghuni Isoter Pemkot Kediri Mulai Berkurang
- Wali Kota Eri Beri Kepastian Korban Kebakaran di Sambikerep Tercover Biaya Pengobatan