Dengan memilih pendamping Ma'ruf Amin, Jokowi akan kesulitan memenangkan Pilpres 2019. Pasalnya, Ma’ruf kerap melakukan blunder politik.
- AHY Dorong Percepatan Program Tiga Juta Rumah untuk Rakyat
- Erick Thohir Panggil Ahok Agar Masalah Pertamina Diselesaikan Internal
- DPRD Jatim: WFA Harus Tingkatkan Efektivitas, Bukan Jadi Hambatan Layanan Publik
Blunder politik yang dilakukan Ma'ruf dalam catatan Direktur Eksekutif Bimata Politica Indonesia (BPI) antara lain pernyataan diskriminatif "budek dan buta".
"Ma'ruf dipilih Jokowi dengan tujuan sebagai penyejuk saat suhu politik Pilpres memanas, akan tetapi dengan pernyataan yang berbau diskriminatif justru penunjukkannya jadi kontradiktif," sebut Panji.
Panji menambahkan, blunder politik yang dilakukan Ma'ruf bukan yang pertama kalinya. Ketua MUI itu kerap melontarkan pernyataan-pernyataan yang tidak perlu seperti mobil Esemka akan diluncurkan bulan Oktober yang akhirnya ramai-ramai dikritik sebagai penyebar hoax.
"Publik mulai melihat ketidakseimbangan antara pasangan Jokowi dengan Ma'ruf bukan hanya soal faktor usia semata, tetapi soal strategi Ma'ruf mengisi kekurangan Jokowi. Bukan tidak mungkin blunder politik Ma'ruf mempersulit posisi Jokowi untuk menang Pilpres," tutupnya.[aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Buntut Pengakuan Ismail Bolong Soal Setoran Hasil Tambang Ilegal, Komisi III Bakal Panggil Kapolri
- Direstui Prabowo, Pepabri Dukung Gus Fawait Di Pilbup Jember
- Pilwali Surabaya, Kader PDIP Siap Menangkan Kandidat Pilihan DPP