Perum Bulog Kabupaten Bondowoso disebut telah menyerap sebanyak 10 ribu ton gabah kering dan beras petani. Jumlah tersebut ternyata baru mencapai 45 persen dari target penyerapan sebesar 25 ribu ton.
- Berkat Padat Karya, Dewi Minta Wali Kota Eri Copot Stiker Keluarga Miskinnya
- Libatkan 10 Perguruan Tinggi, PDAM Surabaya Gelar Sensus Pelanggan
- Pj Wali Kota Iwan Puji Kinerja Seluruh ASN Pemkot Malang dalam Pelaksanaan 11 Program Prioritas
Disampaikan oleh kepala cabang Bulog Bondowoso, Hesty Retno Kusumastuti bahwa ada beberapa hal yang menyebabkan target 100 persen belum tercapai hingga akhir April 2025 ini.
Seperti halnya gabah kering sawah (GKS) yang diserap Bulog membutuhkan proses pengeringan melalui mesin atau lantai jemur, namun kapasitas yang tersedia saat ini disebutnya masih minim.
"Apalagi Maret kemarin, intensitas hujan cukup tinggi, sehingga penyerapan gabah sangat rendah. Kapasitas mesin pengering di mitra penggilingan kami juga masih terbatas,” ujarnya dikutip RMOLJatim, Rabu 30 April 2025.
Hesty menambahkan, saat memasuki bulan April penyerapan gabah petani oleh Bulog Bondowoso cukup membaik, hampir tiap mitra penggilingan yang ada mampu menyuplai masing-masing 15 ton dan telah mencapai 10 ribu ton saat ini.
Dikatakan bahwa program penyerapan tidak berhenti di bulan April, melainkan akan berlanjut pada Mei.
“Kami optimis target bisa dikejar. Estimasi kami, sekitar 64 ribu ton padi petani akan dipanen dalam waktu dekat," tuturnya.
Salah satu langkah yang dilakukan untuk memecah kendala tersebut dengan berencana menyalurkan bantuan mesin pengering untuk wilayah Bondowoso dan Situbondo yang masing-masing daerah akan mendapat satu unit mesin.
Solusi lainnya yakni adanya intervensi pusat terkait kendala pengeringan disebut makin membuat pihaknya optimis bisa memenuhinya, Solar Dryer Dome—alat pengering berbasis tenaga surya—dengan kapasitas pengeringan hingga 80 ton per hari akan dipasang di Bondowoso.
Komandan Kodim 0822 Bondowoso, Letkol Arh Achmat Yani, menambahkan bahwa pembangunan Solar Dryer Dome menjadi prioritas karena luas tanam padi di Bondowoso tercatat sebagai yang terbesar di Jawa Timur, yakni mencapai 12 ribu hektare.
“Makanya kami ajukan bantuan ke pemerintah pusat, dan akhirnya mendapatkan prioritas,” sebutnya.
Alat pengering yang akan dibangun memiliki ukuran 4x10x2,75 meter dan dapat dioperasikan oleh 10 orang. Dengan sistem kerja selama tiga jam, alat ini mampu menampung dan mengeringkan gabah hingga 80 ton per hari.
Bulog Bondowoso saat ini bekerja sama dengan 11 mitra penggilingan skema maklon dan 26 mitra skala besar dalam proses penyerapan gabah.
Pihaknya yang mengaku selalu bersama Bulog Bondowoso dalam upaya tersebut, mengaku dengan tambahan fasilitas dan meningkatnya volume panen, Bulog berharap realisasi serapan gabah dan beras petani di Bondowoso dapat mencapai target dalam waktu dekat.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news