Angka kematian baru di Amerika Serikat (AS) tertinggi hanya dalam kurun waktu 24 jam.
- Walikota Blitar dan Istrinya Disekap dalam Kamar, Pelaku Naik Mobil Plat Merah
- Ledakan Dahsyat di Mojokerto Tewaskan Ibu dan Anak
- Gebyar Sedekah Bumi Hasil Panen, Warga Berebut Durian Gratis Di Alun-alun
Pada Selasa (7/4) kemarin, AS melaporkan sebanyak 1.885 orang meninggal dunia akibat Covid-19. Sehingga, total korban jiwa di sana mencapai 12.895 orang.
Selain itu, jumlah infeksi corona di sana juga terus meningkat menjadi 398.809 kasus pada hari yang sama.
Dilaporkan AS, sebagian besar kematian terjadi hanya beberapa jam setelah Presiden Donald Trump memperingatkan pekan ini akan menjadi sangat menyakitkan bagi AS.
"Selama pekan yang menyakitkan ini, kita melihat secercah harapan yang sangat, sangat kuat. Ini akan menjadi pekan yang sangat menyakitkan, setidaknya hingga pekan depan, kemungkinan," ujar Trump dalam briefing harian Covid-19 di Gedung Putih.
Hal yang sama juga dikatakan oleh Kepala Badan Kesehatan Masyarakat AS, Jerome Adams pada Minggu (5/4).
"Ini akan menjadi pekan yang paling sulit dan paling menyedihkan dalam kehidupan orang Amerika. Ini akan menjadi momen Pearl Harbor dan 9/11, hanya saja itu tidak akan dilokalisasi. Itu akan terjadi di seluruh negara," ungkapnya.
Di AS, New York menjadi negara bagian paling parah terdampak pandemik dengan lebih dari 5.400 orang meninggal dunia dan lebih dari 138 ribu kasus berada di sana. AS juga telah menjadi negara dengan kasus corona paling banyak di dunia, diikuti oleh Spanyol, Italia, dan Jerman.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Pernikahan Beda Agama di Semarang Viral, Wamenag Tegaskan Tidak Tercatat di KUA
- Densus 88 Amankan Terduga Teroris Di Mojokerto
- ISIS Klaim Bertanggung Jawab Soal Ledakan di Bandara Kabul