. Gempa bumi susulan yang beruntun mengguncang Pulau Lombok dan sekitarnya pada Minggu (19/8) malam, menyebabkan kerusakan makin bertambah. Data sementara, sebanyak 10 orang meninggal dunia akibat tertimpa reruntuhan.
- HUT ke-51 KORPRI, Wali Kota Eri Minta ASN Lakukan Kerja Cepat Utamakan Masyarakat
- BB Upal Sabu Pil Dobel L Dimusnahkan, Kajari Jombang Pemusnahan Itu Perintah Hakim dan Sudah Inkrah
- Jalur Zonasi PPDB SDN-SMPN Surabaya Diperketat, Dispendik Gandeng Dispendukcapil Filter Penduduk Dadakan
Data sementara yang berhasil dihimpun Posko BNPB hingga Senin (20/8) pukul 10.45 WIB, tercatat 10 orang meninggal dunia, 24 orang luka-luka, 151 unit rumah rusak (7 rusak berat, 5 rusak sedang, 139 rusak ringan) dan 6 unit fasilitas ibadah.
"Ini adalah data sementara karena pendataan masih berlangsung. Kendala listrik padam total menyebabkan komunikasi dan pendataan terhambat," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho beberapa waktu lalu.
Dari 10 orang korban meninggal dunia, berasal dari Kabupaten Lombok Timur empat orang, Lombok Barat satu orang, Sumbawa Besar lima orang, dan Sumbawa Barat satu orang. "Tim SAR gabungan dari Basarnas, TNI, Polri, ESDM, dan relawan masih melakukan evakuasi," ujar Sutopo.
Saat kejadian gempa masyarakat banyak yang berada di luar rumah dan di pengungsian sehingga tidak menimbulkan banyak korban jiwa. Rasa trauma guncangan gempa, apalagi pada Minggu siang terjadi gempa 6,5 SR di Lombok Timur menyebabkan masyarakat memilih berada di luar rumah.
"Korban meninggal sebagian karena tertimpa bangunan roboh dan sebagian karena serangan jantung kaget menerima guncangan gempa yang keras," terang Sutopo.
Bantuan logistik terus disalurkan ke korban gempa di Lombok. Stok logistik mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dasar pengungsi. Apalagi bantuan terus berdatangan dari berbagai pihak. Adanya gempa 6,9 SR telah menyebabkan beberapa jalan mengalami rusak dan longsor.
Sementara itu, dampak gempa 6,5 SR yang mengguncang Lombok Timur pada pada Minggu (19/8) pukul 11.06 WIB juga menimbulkan korban jiwa dan kerusakan. Berdasarkan pendataan hingga Minggu sore sebelum gempa 6,9 SR, tercatat dua orang meninggal dunia, satu orang luka, 1.700 unit rumah rusak dimana 1.054 rusak berat dan 646 rusak ringan, dan 5 bangunan publik rusak.
"Tentu hal ini makin menyebabkan derita dan kesedihan mendalam masyarakat Lombok yang terus diguncang gempa yang berutun," ucap Sutopo.
Data di atas adalah data yang terpisah dari dampak gempa sebelumnya. Sebelumnya Lombok Timur diguncang gempa 6,4 SR pada 29 Juli dan gempa 7 SR 5 Agustus yang juga menimbulkan korban dan kerusakan.
Upaya penanganan darurat terus diintensifkan. Percepatan bantuan perbaikan rumah rusak terus dilakukan. Begitu juga perbaikan fasilitas umum seperti rumah sakit, puskesmas, dan sekolah darurat dilakukan percepatan sambil menunggu tahapan rehabilitasi dan rekonstruksi nantinya.
"Operasi pasar untuk pemenuhan kebutuhan dasar dan ketersediaan bahan-bahan pokok terus dilakukan," demikian Sutopo. [
]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Pasien RS Swasta Mengadu ke LBH Lira, Ninayanti Gerindra Sesalkan Layanan Rumah Sakit yang Diduga Lakukan Seenaknya
- DPRD Kabupaten Malang Gelar Rapat Pansus Kajian LKPJ Bupati Tahun 2024
- Pasien Meninggal di RSUD Dr Soewandhie, Dirut: Dua Kali Menolak Dirujuk, Ada Buktinya