Keterlibatan perempuan pada program pembangunan di Indonesia masih jauh dari kata ideal. Padahal, peran perempuan pada lembaga pembuat kebijakan hari ini, sebetulnya punya peluang.
- Jangan Sampai Baznas jadi Lembaga Penyamun Nafsu Penguasa
- Sosialisasikan Anies Presiden 2024, Relawan APIK Kunjungi PKS Lampung
- PKB Yakin Jokowi Tidak Akan Main-main Pilih Kepala Otorita IKN
Begitu pandangan dari Dutabesar RI untuk Kuwait Lena Maryana Mukti dalam Forum Indonesia Emas Spesial Songsong 55 Tahun Kohati dengan tajuk “Perempuan-perempuan Tangguh untuk Indonesia Tumbuh” yang digelar Sabtu malam (11/9).
Menurut politisi senior Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini, demokrasi yang dianut Indonesia akan mengalami defisit andai tidak melibatkan peran perempuan.
“Demokrasi yang Indonesia sekarang jalankan bila tidak mengikut sertakan perempuan, itu demokrasinya akan mengalami defisit,” katanya.
Menurutnya, dalam negeri demokrasi ada prinsip yang harus dianut bersama, yaitu no one left behind atau tidak boleh ada seorangpun ditinggalkan.
Dalam proses pembangunan negeri, sambungnya, prinsip ini harus menjadi kebijakan yang dipegang teguh oleh pemerintah.
Turut hadir sebagai pembicara dalam acara ini, Hanifah Husen selaku wanita pengusaha sekaligus Koordinator Presidium Forhati Nasional dan Anita Aryani yang merupakan Ketua DPP Gerindra.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Wujud Komitmen Golkar Jatim, Gelar Festival Al Banjari Peringati Nuzulul Quran
- Terima Kunjungan Dubes Swiss, Pj Gubernur Adhy Jajaki Peningkatan Kerjasama Sektor Perdagangan dan Investasi
- Harga BBM Naik, Pemerintah Lebih Mementingkan IKN dan Kereta Cepat