Desakan KLB Dinilai Pemanasan Jelang Suksesi Partai Demokrat

Sejumlah kader Partai Demokrat yang mengatasnamakan Gerakan Moral Penyelamatan Partai Demokrat (GMPPD) mendesak agar segera dilakukan Kongres Luar Biasa (KLB) paling lambat 9 September 2019 untuk mengembalikan kejayaan PD di 2024 serta masa deepan Indonesia yang lebih baik.


Yang menarik dalam point ketiga, GMPPD menyatakan bahwa terkait Pilpres 2019 PD tetap harus konisten dan istiqomah mendukung dan berjuang secara maksimal bersama pasangan Prabowo-Sandiaga Uno dalam menempuh langkah konstitusional hingga tuntas.

Seiring dengan itu, seluruh kader demokrat dapat menjalin silaturrahim dan rekonsiliasi dengan pihak manapun untuk membangun komunikasi dengan pihak manapun, termasuk mendukung dan bekerjasama dengan kepemimpinan nasional Presiden RI-Wakil Presiden RI yang disahkan konstitusi untuk kepentingan dan masa depan bangsa dan negara.

Menanggapi surat GMPPD, pengamat politik dari Univeritas Trunojoyo Madura (UTM), Surokim Abdus Salam mengatakan bahwa momentum desakan GMPPD dinilai tidak pas karena keluarga cikeas tengah berduka sehingga bisa mengurangi makna tuntutan yg hendak didesakkan.

"Akan lebih elok jika menunggu 40 harinya Bu Ani. Pak SBY itu tipikal pemimpin yang perasa sehingga tuntutan di luar mekanisme partai bisa saja akan dimaknai lain,” ujar Surokim saat dikonfirmasi Kamis (13/6).

Menurut Dekan FISIB UTM itu, secara substantif isi tuntutan dan gerakan moral itu bisa dipahami tetapi bisa meriakkan kegaduhan.

"Tentu tidak lazim juga untuk partai demokrat yang sejauh ini masih bisa dikendalikan oleh Pak SBY,” jelas Surokim.

"Menurut saya gerakan itu hanyalah perebutan relasi kuasa antarkader saja untuk berebut pengaruh ke cikeas. Sekaligus pemanasan untuk tes gelombang di Partai Demokrat pasca Pilpres untuk suksesi di Partai Demokrat,” pungkas Surokim Abdus Salam.[bdp

ikuti terus update berita rmoljatim di google news