. ORANGTUA saya berupaya mendidik saya tidak melakukan sesuatu terhadap
orang lain yang saya tidak ingin orang lain melakukannya terhadap diri
saya.
- Efek Jera, Penjahat Pasti Ditangkap
- Creator Nasab
- Mengurai Benang Kusut Skandal Sumbangan 2 T
Namun teknologi komunikasi yang menghadirkan medsos memunculkan suatu gejala interaksi sosial gaya baru yang melanggar hukum karma yaitu, dihujat akibat memuji.
Akibat memuji kepedulian Pak Harto terhadap nasib petani, saya dihujat oleh mereka yang anti-Orba. Akibat memuji Gus Dur sebagai Mahaguru Bangsa, saya dihujat oleh mereka yang tidak setuju pemikiran Gus Dur. Akibat memuji Megawati Soekarnoputeri sebagai penerus perjuangan Bung Karno, saya dihujat oleh mereka yang tidak suka Bung Karno.
Kecebong-Kampret
Akibat memuji para
peserta 212 tidak melakukan kekerasan, saya dihujat tidak Pancasilais.
Akibat memuji Basuki Tjahaja Purnama menolak hak asimilasi demi mencegah
kontroversi memecah-belah bangsa, saya dihujat naif.
Akibat memuji Anies Baswedan menolak tawaran menjadi capres untuk tetap menunaikan tugas sebagai gubernur Jakarta, saya juga dihujat naif.
Akibat memuji Hendro Priyono sebagai mahaguru pertama ilmu intelejen di dunia, saya dihujat oleh para pejuang hak asasi manusia. Akibat memuji Gatot Nurmantyo menolak uang suap, saya dihujat sebagai tua bangka bau tanah cari muka.
Akibat memuji Sandyawan Sumardi sebagai tokoh pejuang kemanusiaan sejati, saya dihujat sebagai pendukung gerakan melestarikan kemiskinan.
Akibat memuji Mahfud MD pilihan paling tepat sebagai cawapres 2019-2024, saya dihujat oleh mereka yang kuatir sang mantan MK menjadi cawapres kapan pun juga.
Maka wajar akibat saya memuji ketajaman pandangan Prabowo Subianto di dalam buku Paradoks Indonesia: Negara Kaya Raya Tetapi Masih Banyak Rakyat Hidup Miskin†dan sukses membina pencak-silat sehingga mempersembahkan medali emas terbanyak Asian Games XVIII, saya dihujat sebagai kampret gendut oleh para kecebong.
Sama wajarnya dengan akibat memuji Joko Widodo
berpihak kepada rakyat tergusur akibat di masa kanak-kanak pernah 3 X
mengalami derita digusur atas nama pembangunan dan memilih mengunjungi
para korban gempa di Lombok ketimbang menghadiri upacara penutupan Asian
Games di Jakarta, saya dihujat sebagai kecebong gendut oleh para
kampret.[***]
Penulis adalah pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Siapa Menjerumuskan (Keluarga) Jokowi?
- Kalkulasi Pembunuhan Cinta Segi Tiga Maut
- Beda, Halal Bihalal Soekarno dan Jokowi