Dihujat Akibat Memuji

. ORANGTUA saya berupaya mendidik saya tidak melakukan sesuatu terhadap orang lain yang saya tidak ingin orang lain melakukannya terhadap diri saya.


Namun teknologi komunikasi yang menghadirkan medsos memunculkan suatu gejala interaksi sosial gaya baru yang melanggar hukum karma yaitu, dihujat akibat memuji.  

Akibat memuji kepedulian Pak Harto terhadap nasib petani, saya dihujat oleh mereka yang anti-Orba. Akibat memuji Gus Dur sebagai Mahaguru Bangsa, saya dihujat oleh mereka yang tidak setuju pemikiran Gus Dur. Akibat memuji Megawati Soekarnoputeri sebagai penerus perjuangan Bung Karno, saya dihujat oleh mereka yang tidak suka Bung Karno.

Akibat memuji Wiranto meletakkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi sehingga tidak melakukan kudeta pada saat Pak Harto lengser, saya dihujat buta politik tapi sok tahu politik. 

Akibat memuji kesabaran Susilo Bambang Yudhoyono mirip Yudistira, saya dihujat sebagai penjilat presiden VI RI. Akibat memuji Agus Harimurti Yudhoyono mewarisi kearif-bijaksanaan ayahnya, saya dihujat sebagai penjilat bakal calon presiden masa depan. Akibat memuji Rizal Ramli mampu membenahi ekonomi Indonesia, saya dihujat buka mulut asal bunyi.

Akibat memuji Moeldoko lulus program doktoral dengan predikat sangat memuaskan atas disertasi pengelolaan kawasan perbatasan, saya dihujat bicara di luar kompetensi.

Kecebong-Kampret
Akibat memuji para peserta 212 tidak melakukan kekerasan, saya dihujat tidak Pancasilais. Akibat memuji Basuki Tjahaja Purnama menolak hak asimilasi demi mencegah kontroversi memecah-belah bangsa, saya dihujat naif.

Akibat memuji Anies Baswedan menolak tawaran menjadi capres untuk tetap menunaikan tugas sebagai gubernur Jakarta, saya juga dihujat naif.

Akibat memuji Hendro Priyono sebagai mahaguru pertama ilmu intelejen di dunia, saya dihujat oleh para pejuang hak asasi manusia. Akibat memuji Gatot Nurmantyo menolak uang suap, saya dihujat sebagai tua bangka bau tanah cari muka.

Akibat memuji Sandyawan Sumardi sebagai tokoh pejuang kemanusiaan sejati, saya dihujat sebagai pendukung gerakan melestarikan kemiskinan.  

Akibat memuji Mahfud MD pilihan paling tepat sebagai cawapres 2019-2024, saya dihujat oleh mereka yang kuatir sang mantan MK menjadi cawapres kapan pun juga.

Maka wajar akibat saya memuji ketajaman pandangan Prabowo Subianto di dalam buku Paradoks Indonesia: Negara Kaya Raya Tetapi Masih Banyak Rakyat Hidup Miskin” dan sukses membina pencak-silat sehingga mempersembahkan medali emas terbanyak Asian Games XVIII,  saya dihujat sebagai kampret gendut oleh para kecebong.

Sama  wajarnya dengan akibat memuji Joko Widodo berpihak kepada rakyat tergusur akibat di masa kanak-kanak pernah 3 X mengalami derita digusur atas nama pembangunan dan memilih mengunjungi para korban gempa di Lombok ketimbang menghadiri upacara penutupan Asian Games di Jakarta, saya dihujat sebagai kecebong gendut oleh para kampret.[***]


Penulis adalah pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan

ikuti terus update berita rmoljatim di google news