Diminta Jadi Oposisi- Nasdem Terlalu Keras Menolak Gerindra

Desakan politisi PDIP agar Nasdem keluar dari koalisi dan menjadi oposisi dinilai akibat Nasdem kecewa atas bergabungnya Partai Gerindra.


Nyarwi menyimpulkan ucapan Kapitra Ampera yang berharap Nasdem menjadi oposisi yang sesungguhnya dikarenakan sikap Nasdem yang terlalu keras menolak bergabungnya Gerindra ke Koalisi Indonesia Kerja (KIK).

"Mungkin ya itu ada semacam reaksi-reaksi dari kalangan elite PDIP terhadap sikap Nasdem ya itu wajar. Artinya kalau Nasdem terlalu keras gitu kan kemudian mereka (PDIP) berfikir lebih baik (Nasdem menjadi) oposisi," jelasnya.

Namun kata Nyarwi, dinamika yang terjadi antara parpol yang tergabung di KIK merupakan hal yang wajar dan tidak akan menjadi persoalan yang serius bagi Presiden Joko Widodo.

"Tapi itu hal yang wajar tidak ada masalah karena itu sifatnya horizontal bukan vertikal dengan pak Jokowi, kalau misalnya perdebatan dengan pak Jokowi nah itu baru ada persoalan serius, kalau itu gak ada," tandasnya.

Akbar Faizal sebelumnya menyebutkan, kenaifan di ruang politik saat ini sedang terjadi. Menurutnya, persamaan itu perlu dipaksakan. Dia pun mempertanyakan rekonsiliasi yang sedang dijajaki.

Menurut Akbar Faizal, membangun bangsa itu tidak harus satu bahasa, perbedaan-perbedaan itu adalah bagian dari membesarkan sebuah bangsa. Untuk itu, Nasdem berharap Gerindra tetap di luar pemerintahan, karena oposisi itu bukan hal yang hina.

Hal ini menyulut perdebatan. Kapitra Ampera dan Dwi Ria Latifa saat di acara Indonesia Lawyer Club (ILC) TVOne, Selasa (30/7), meminta Nasdem menjadi oposisi.

"Saya terkejut amat sangat terkejut ternyata Nasdem lagi menyiapkan diri untuk jadi oposisi yang sesungguhnya, bahasa-bahasa yang dikeluarkan saudara saya ini (Akbar Faizal) adalah bahasa-bahasa oposisi, dan lebih baik keluar dari koalisi itu lebih bagus. Kedua, atau mungkin Nasdem takut ketinggalan? (Sehingga) kegundahan itu dimunculkan ke permukaan bahwa dia akan takut kehilangan. Ini lah yang membuat sedih," kata Kapitra Ampera.

Kapitra meminta Nasdem keluar dari koalisi Jokowi karena masih mencurigai pertemuan tokoh nasional di Jalan Teuku Umar, Menteng Jakarta Pusat dan MRT.

"Lebih baik keluar dari koalisi Jokowi itu lebih bagus. Mudah-mudahan NasDem jadi oposisi sesungguhnya,” jelas Kapitra.

Senada, Dwi Ria Latifa menganggap pernyataan politisi Nasdem Akbar Faizal di acara tersebut sebagai ucapan ketidaksukaan pertemuan antara Presiden terpilih Jokowi dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, termasuk Prabowo bertemu dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

"Yang disampaikan Bang Akbar Faizal begitu menggebu-gebunya yang dibahas tentang kabinet dan ketidaksukaan terhadap pertemuan antara Bu Mega dengan Pak Prabowo atau Pak Jokowi dengan Pak Prabowo, bahwa seolah-olah pertemuan itu kemudian ditafsirkan akan membuat satu masalah buat Nasdem atau buat Bang Akbar, apa ini maksudnya?" ucap Dwi Ria Latifa d menanggapi statemen Akbar Faizal.[aji]

ikuti terus update berita rmoljatim di google news