Komisi I DPRD Gresik langsung bereaksi usai mendapat laporan dari sejumlah orang tua siswa di SMA Negri 1 Manyar dan SMA Negri 1 Kebomas. Pasalnya, mereka (orang tua siswa) dimintai uang pungutan senilai jutaan rupiah dengan kedok untuk kegiatan study budaya.
- Wali Kota Eri Minta Dharma Wanita dan PKK Jadi Garda Terdepan Menekan Stunting di Surabaya
- Sambut Musda, Golkar Ngawi Inginkan Perubahan
- Pelaku Pencurian Spesialis Sekolah Ditangkap
"Laporan yang masuk ke Komisi I DPRD Gresik, besaran pungutan uang untuk kegiatan study budaya SMAN 1 Manyar yang akan dilakukan ke Jakarta. Para siswa dimintai biaya sebesar Rp 1,9 juta. Sedangkan SMAN 1 Kebomas yang akan berstudy budaya ke Bali menarik biaya sebesar Rp 1,4 juta per siswa," katanya kepada Kantor Berita RMOLjatim, Selasa (5/3).
Ironisnya, bagi siswa yang tidak mengikuti kegiatan itu bakal dikenakan penalti oleh pihak sekolah dan harus membayar uang penganti senilai dengan besaran yang sama seperti yang ikut kegiatan.
"Ini kan tidak benar dan bisa dikategorikan pungutan liar (pungli)," ujarnya dengan nada geram.
Hasil pertemuan anggota DPRD Gresik dengan pihak kedua sekolah, mereka tidak membantah jika ada kegiatan study budaya. Namun untuk masalah uang penalti, pihak sekolah membantah jika melakukannya.
"Meski demikian, kami akan tetap memantau terus persoalan ini. Agar dunia pendidikan di Gresik bebas dari pungli, berkedok kegiatan sekolah," pungkasnya.[eze/aji
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Dimentori Rhenald Kasali, Pemkab Banyuwangi Siapkan ASN Adaptif
- Terangkan Pulau Kangean Lewat CSR PJU Solar Cell dari Bank Jatim
- Lamongan Berkontribusi Wujudkan Mudik Aman dan Berkesan