Pernyataan anggota DPRD Kota Surabaya dari Partai Nasdem Imam Syafii, yang menuding metode kerja turun ke masyarakat yang dilakukan pejabat Pemkot Surabaya sebagai â€pencitraanâ€, menuai kecaman dari para pengurus RT/RW dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK).
- RSUD Surabaya Timur Mulai Dibangun, Bukti Komitmen Pemkot dalam Pemerataan Pelayanan Kesehatan
- Unair Dorong Pemprov Jawa Timur Kembangkan EBT
- Bersejarah Bagi Indonesia dan Pertama di Dunia, Menag Mewisuda Kader Ulama
Hari menilai, gaya kepemimpinan Walikota Surabaya Tri Rismaharini yang rajin turun ke lapangan telah diikuti jajarannya. Saat ini, semakin banyak pejabat Pemkot Surabaya yang rajin blusukan ke masyarakat, termasuk Kepala Bappeko Eri Cahyadi yang dipermasalahkan Imam Syafii.
â€Kegiatan blusukan ke kampung adalah bagian dari tugas jajaran Pemkot Surabaya, termasuk Pak Eri Cahyadi, untuk menyerap aspirasi. Kan itu juga bagian dari perencanaan pembangunan kota. Kok begitu dipermasalahkan,†ujarnya.
Abdul Munif, Ketua LPMK Kedung Baruk, menilai, tudingan politisi Nasdem tersebut sangat bermuatan politis. Diterangkan, Imam Syafii menyudutkan Risma dan pejabat Pemerintah Kota, karena momentumnya mendekati Pilkada 2020.
â€Tudingan (politisi Nasdem) itu karena ada kepentingan politik di baliknya. Namanya pejabat memang harus dekat rakyat, ada sinergi antara pejabat dan masyarakat,†ucapnya.
â€Saya selalu hadir. Saat turun ke masyarakat, tak ada pejabat Pemkot yang pencitraan. Semuanya fokus mendapatkan informasi dari warga, menggali masalah, cari solusi. Itu ditradisikan Bu Risma, jadi jajarannya tidak berani pencitraan, semuanya kerja serius,†imbuh Harmadi.
Sigit, Ketua RW 02 Rangkah Buntu, menilai, upaya Risma dan jajarannya yang sering menyapa warga merupakan kegiatan positif. â€Kalau ada yang bilang pencitraan, itu berlebihan,†ujarnya.
Dukungan juga ditunjukkan Gatut Priyo Widodo, Ketua RT 06, Balas Klumprik, Wiyung. â€Kenapa itu saya bilang bukan pencitraan? Karena keliling kampung lalu diikuti kerja nyata. Kalau pencitraan, hanya melakukan kegiatan yang kesannya baik, namun tak ada tindakan konkrit di masyarakat,†jelas Dosen UK Petra Surabaya bergelar doktor ini.
Menurut Titik Mudjiana, pengurus RT 02 RW 09 Tempel Sukorejo III, Wonorejo, Tegalsari, para pejabat pemerintah kota dalam melaksanakan tugasnya sudah semestinya turun ke lapangan untuk mengecek dan mengevaluasi pelaksanaan program-program pembangunan.
â€Kalau enggak turun, ya enggak tahu yang terjadi di lapangan,†kata Titik.
Seperti diketahui, politisi Nasdem Imam Syafii sebelumnya mencecar Walikota Risma dengan sejumlah tudingan, di antaranya pencitraan pejabat Pemkot Surabaya, termasuk Kepala Bappeko Eri Cahyadi.[bdp]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Fahrurrozi Terpilih Ketua Cabang Kurash Jember Secara Aklamasi
- Bakesbangpol Madiun Gelar Pembinaan Penatausahaan Keuangan Partai Politik
- Peringati Hari Pahlawan, Pjs Bupati Kediri: Semangat Pahlawan Harus Tetap di Teladani