EJAVEC Forum Kupas Isu Strategis Dan Gali Solusi Kreatif di Jatim

East Java Economic (EJAVEC) Forum merupakan forum strategis dalam mendukung kemajuan perekonomian regional Jawa Timur (Jatim).


Demikian dikatakan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jatim, Difi A Johansyah, dikutip Kantor Berita , dalam acara malam penganugerahan EJAVEC 2019 di Aula Singosari Kantor Perwakilan Provinsi Jatim, Rabu (27/11), malam.

"Kegiatan tahunan yang diprakarsai oleh Bank Indonesia bekerjasama dengan Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga tersebut, telah memasuki tahun keenam dengan mengambil tema Transformasi Ekonomi Jawa Timur: Menekan Ketimpangan, Meraih Pertumbuhan Berkelanjutan”.

Kegiatan yang digelar di Surabaya tersebut berlangsung pada 26 sampai dengan 27 November 2019 dengan hasil sebanyak 85 full paper, dan 45 full paper yang berhasil masuk dalam babak presentasi final.

EJAVEC Journal merupakan karya ilmiah terpilih dalam penyelenggaraan EJAVEC Forum yang telah dihelat sebelumnya. EJAVEC Journal akan menjadi wadah bagi karya-karya ilmiah terapan mahasiswa, akademisi, pelaku ekonomi dan masyarakat umum yang akan mengupas mengenai perekonomian Jawa Timur dan memberikan usulan rekomendatif kepada Pemerintah Daerah serta Bank Indonesia.

"Hingga saat ini, telah terbit tiga volume EJAVEC Journal sebagai publikasi dan rujukan bagi segala kalangan terhadap isu-isu strategis sosial ekonomi Provinsi Jatim," terang Difi.

Sementara itu, Deputi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jatim, Amanlison Sembiring menambahkan bahwa peran akademisi, dunia pendidikan dan para pelaku ekonomi menjadi sangat penting dalam memberikan gambaran arah perekonomian Jawa Timur ke depan sesuai dengan kondisi fundamental perekonomiannya.

Untuk itu, lanjutnya, melalui EJAVEC ini kami ingin memperoleh pandangan dan masukan dari para peneliti di Indonesia tentang perekonomian Jawa Timur, sehingga memperkaya khazanah pengetahuan dan sudut pandang.

"Selain itu, kegiatan ini akan membantu meningkatkan kualitas dunia pendidikan melalui pendekatan research based untuk mengatasi persoalan-persoalan riil yang dihadapi Indonesia dan Jatim," jelasnya.

Tema yang diambil dalam EJAVEC Forum 2019 ini mempertimbangkan cukup tingginya tingkat ketimpangan di Jatim, antara lain pembangunan infrastruktur di wilayah utara dan selatan, serta tingkat kesejahteraan antara daerah perkotaan dan pedesaan.

Pada Maret 2019, penduduk miskin di daerah perkotaan tercatat sebesar 6,84%. Penduduk miskin di daerah pedesaan tercatat dua kali lebih tinggi dibandingkan daerah perkotaan, yakni sebesar 14,43%.

Kondisi tersebut mendorong pentingnya strategi pertumbuhan yang inklusif agar hasilnya dapat dinikmati lebih merata oleh seluruh lapisan masyarakat Jawa Timur dan meminimalkan disparitas serta kesenjangan ekonomi antar daerah akibat konektivitas yang masih terbatas.

Pelaksanaan EJAVEC 2019 ini pun menghasilkan beberapa pemenang dan diharapkan dapat mejadi rekomendasi dalam menyusun kebijakan daerah serta sebagai rujukan dalam menghadapi isu-isu strategis sosial ekonomi di Provinsi Jatim.[isa/aji

ikuti terus update berita rmoljatim di google news