Kendatipun virus corona penyebarannya dari China, namun kegiatan ekspor impor dari atau ke Indonesia-China, masih terus mendominasi.
- Bank Jatim Tandatangani Kerja Sama Pengelolaan Kas Negara di Kemenkeu
- bank bjb Tawarkan ST010, Minimal Rp1 Juta Bisa Dapat Cashback Menarik
- Toko Ladang Gelar Sosialisasi SIPLah, Grand Launching Modal Kerja dan Program Makan Bergizi di Madiun
"Memang dampak dari Corona, ekspor impor terjadi penurunan antara 20 hingga 40 persen. Tetapi, ada Corona atau tidak, kegiatan ekspor impor Indonesia-China masih mendominasi," kata Ketua DPC Indonesian National Shipowners' Association (INSA) Surabaya, Steven Lasawengen saat dikonfirmasi Kantor Berita RMOLJatim, Rabu (8/4).
Steven merinci, untuk impor terjadi penurunan hingga 40 persen. Sementara, untuk ekspor terjadi penurunan hingga 20 persen.
Ekspor impor Indonesia-China, lanjut Steven, recoverynya cukup baik. Sebab, setelah terjadi penurunan pengiriman logistik, kini sudah mulai naik. Tidak seperti dari atau ke Indonesia dengan negara selain China, yang masih stagnan menurun.
Sementara, meski terjadi penurunan di dunia transportasi laut, pihak perusahan transportasi laut, tetap tidak akan mengurangi jumlah ABK.
"Sejauh ini, belum ada perusahaan transportasi yang tutup. Memang, omset menurun. Tapi kita tidak bisa mengurangi jumlah ABK (anak buah kapal), karena itu sudah standar peraturan," lanjut Steven.
"Kita memaklumi, kalau perdagangan lesu, otomatis tranportasi juga lesu. Apa yang mau diangkut. Tetapi, kita hanya berharap tidak ada lockdown di tranportasi laut, khususnya logistik," lanjutnya
Wacana lockdown di transportasi laut, memang belum ada. Tetapi, Steven mengkhawatirkan jika sampai wacana itu muncul ketika pandemi corona tidak berakhir sampai beberapa bulan ke depan.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Bank Jatim Raih Peringkat Pertama Bank Penyalur Belanja Pemerintah Terbesar
- Ini Juara SIC Batch 5: Inovasi AI dan IoT Buatan Anak Bangsa
- Dividen BUMN Tembus Rp81,5 Triliun, Ekonom: Bukti Keberhasilan Restrukturisasi