Gubenur Jawa Timur, Soekarwo mengungkapkan empat tahap yang harus dilakukan untuk pengembangan vokasi di Jatim. Hal ini ditujukan untuk meningkatkan dan menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kualitas dan berdaya saing.
- Sukses Tekan Angka Putus Sekolah, Inovasi SMPN 2 Pakem Bondowoso Dapat Dijadikan Contoh
- Bakal Disiapkan Kios ABM untuk Daerah Minim Jaringan Internet
- Berharap Bisa Sekolah Tatap Muka, Pelajar SMPN 1 Geger Mulai Jalani Vaksinasi
Tahap kedua, kata Soekarwo, yakni dengan membuat SMK Mini yang junlahnya mencapai 270 SMK di seluruh Jatim. Program tersebut dikembangkan di pondok pesantren, daerah terpencil dan daerah khusus.
"Selama enam bulan, lulusan SD diberikan tambahan pelatihan vokasional," ujar Pakde Karwo sapaan akrab Gubernur Jatim.
Untuk tahap ketiga, lanjutnya, yakni menyelenggarakan program dual track. Untuk SMA, Madrasah Aliyah, Ula, dan Wusto dalam pendidikan Diniyah Salafiyah juga diberikan pendidikan vokasional atau keterampilan. Sebab, apabila tidak dikembangkan program tersebut, maka dikawatirkan semua lulusan SMA akan menjadi unskill.
"Program dual track secara tidak langsung mengurangi kelompok unskill," lanjut Gubernur dua periode ini.
Sementara untuk tahap keempat, Pemprov Jatim mengubah beberapa SMK di Jatim berupa Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
"Saat ini, sudah terdapat 20 SMK yang telah berubah statusnya menjadi BLUD," tutupnya.[aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Wali Kota Eri Buka Kejuaran Bola Basket antar SMA/SMK se-Surabaya, Wadah Berkembang Generasi Muda
- 4.396 Siswa Berebut Beasiswa Penghafal Kitab Suci, Wali Kota Eri: Tiap Tahun Antusiasme Meningkat
- Tak Memuat Pendidikan Pancasila, Ketua MPR Desak Pemerintah Revisi PP 57/2021