Dinamika politik tidak hanya bisa dirasakan oleh segelintir orang yang bergelut di dalamnya. Tapi juga oleh seluruh masyarakat disegal bidang keilmuan dan profesi.
- Pemerintah Sejak Awal Sudah Lamban Antisipasi Resesi Ekonomi
- Kompromi Politik, Cak Imin Siap jadi Cawapres Puan Maharani
- Menteri HAM Natalius Pigai: Lewat Kritik, Media Dapat Mengisi Ruang Kosong Pemerintahan
Mungkin tak disangka, seorang Epidemiolog senior dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Zubairi Djoerban, turut merasakan getir pahit dinamika politik Indonesia.
Kemarin, sosok yang kerap disapa Prof. Beri ini menyampaikan pandangannya terhadap dunia politik sekarang ini melalui akun Twitternya, @ProfesorZubairi.
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) ini menegaskan bahwa dirinya berbicara terkait politik ini sebagai 'orang awam'.
Dia juga tidak menyinggung suatu kejadian apapun di dalam kicaunya, hanya berupa ha-hal yang bersifat universal, atas apa yang dia lihat di dalam realitas politik di dalam negeri.
"Lagi. Politik konyol telah membuat perpecahan. Saling menjelekkan di depan publik tanpa malu," kicau Zubairi Djoerban dikutip Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (6/3).
"Saya kira, politik adalah tentang kemaslahatan, tentang kesejahteraan, tentang rakyat, tentang fairness. Saya kira begitu. Ternyata ya ternyata," tutupnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Polisi Harus Jelaskan ke Publik Alasan Ferdinand Hutahean Tak Ditangkap, Beda dengan Bahar Bin Smith
- Pemilu 2024, PDIP: Paling Ideal 2 atau 3 Paslon
- Jika PPKM Darurat Gagal, Jokowi Harus Turun Tangan Ambil Komando Dari Luhut