Proses pemilihan ketua umum Partai Golkar diyakini tidak akan melalui mekanisme voting yang melelahkan dalam musyawarah nasional yang digelar di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Rabu (4/12).
- Soal Transaksi Rp300 Triliun di Kemenkeu, Puteri Komarudin: Wujud Penyelewengan
- Fadli Zon Bisa Kritis Sampai Kiamat Kalau Tak Diberi Sanksi Tegas Oleh Prabowo
- Soal Pertemuan Megawati-Jokowi, Pengamat: Kedua Tokoh Bicara Konfigurasi Politik 2024
Dikatakan Ace, jika pandangan umum mayoritas DPD I dan DPD II menginginkan Airlangga menjadi ketum kembali, maka tidak menutup kemungkinan akan keluar nama ketua umum pilihan forum munas pada malam nanti.
Saat ini, selain nama Airlangga sebagai petahana, masih ada tokoh senior Partai Golkar, Ridwan Hisjam sebagai bakal calon ketua umum. Sementara bacalon lain mundur, termasuk Bambang Soesatyo.
"Kalau memang misalnya tidak ada dukungan kepada Pak Ridwan Hisjam dan hanya kepada Pak Airlangga dukungan itu diberikan. Maka saya kira Pak Airlangga yang harus ditetapkan sebagai ketua umum," ujar Ace di sela-sela Munas di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Rabu (4/12).
Ace menilai dukungan ketua DPD I Provinsi biasanya akan diikuti dengan dukungan DPD II kabupaten/kota. Ketika mayoritas mendukung Airlangga, maka dapat dikatakan ketua umum selesai dengan aklamasi.
"Aklamasi itu ketika seluruh pemilik suara menyatakan dukungannya kepada satu-satunya Pak Airlangga sebagai caketum. Bisa mayoritas, bisa semua," pungkasnya, dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL. [mkd]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Gubernur Bali: Pertemuan G20 Nanti Pakaiannya Casual
- Dukung Konsesi Lahan Dicabut, Lius Sungkharisma: Tapi Berantas Dulu Mafia Tanah...
- Sambut HJKS Ke-732, Partai Golkar Gelar Lomba Pembuatan Kue hingga Kerajinan Khas Kota Pahlawan