Prosesi pelantikan anggota DPRD Ngawi diwarnai pemandangan kontras terkait pemakaian jas fulldress, Sabtu, (24/8).
- Surabaya Kota Responsif Gender
- Terima Ketua AKD Jatim, Anwar Sadad Janji Kawal Aspirasi Kepala Desa
- Terima Sertifikat Bebas Frambusia dari Menkes, Wali Kota Eri: Sejak 2017 Surabaya Tidak Ditemukan Kasus
Sayang, dari 34 anggota dewan pria, ada 2 orang diantaranya memakai jas dengan warna berbeda yakni hitam pekat sedangkan lainya memakai warna abu-abu. Entah mereka lupa memakai jas atau sebaliknya tidak mendapatkan jatah dari pihak kesekretariatan dewan.
"Semuanya sudah terbagi dan semuanya dapat jas (anggota dewan pria). Dari 45 orang dewan semuanya sudah terpenuhi," terang Yunik Bendahara Sekretariat DPRD Ngawi.
Bahkan Yunik menyebut, setiap anggota dewan yang dilantik pakaiannya senilai Rp 1,5 juta. Sehingga jika dihitung keseluruhan anggaran yang diserap untuk pengadaan pakaian Rp 67.500.000.
Namun pernyataan Yunik tersebut langsung mendapat respon terbalik dari Heru Kusnindar maupun Edi Supriyadi yang keduanya terlihat memakai warna jas berbeda yakni hitam pekat. Bahkan Heru menyebut, kejadian yang menimpa dirinya sebagai bentuk ketidakprofesionalan kesekretariatan dewan sendiri.
"Mereka kan melayani kebutuhan kita tapi tidak profesional. Seharusnya jangan demikian," ucap Heru Kusnindar pada Kantor Berita .
Keterangan yang sama juga dilontarkan Edi, sebelumnya ia berusaha melakukan klarifikasi kepada kesekretariatan untuk mengetahui alasan dirinya tidak mendapatkan pakaian seperti lainya. Kata Edi, Yunik hanya menjawab sudah didistribusikan semuanya dan sudah habis.
"Ketika saya tanya kepada siapa pakaian itu didistribusikan Bu Yunik bilang lupa, itu saja," pungkas Edi.[pr/aji
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Konten TikTok Sidak Proyek Wawali Armuji Resahkan Warga Dukuh Bulu Lontar
- Bupati Kediri Tutup TMMD ke 112 Tahun 2021 di Pendopo Panjalu Jayati
- Nasir Djamil Sarankan Penolak UU Cipta Kerja Ajukan Judicial Review Ke MK