Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) sangat dominan mengendalikan kebijakan Presiden Joko Widodo. Sebab dia memiliki dua kekuatan besar, yakni oligarki politik dan ekonomi.
- Airlangga Hartarto Minta Balitbang Golkar Berkontribusi di Roadmap Indonesia 2025-2035
- Bawaslu Luncurkan Peta Kerawanan Pemilu Luar Negeri, Malaysia dan Australia Masuk Tertinggi
- Cegah Stunting, DPRD Jatim Minta Pemprov Beri Bantuan Modal Untuk Tingkatkan Pendapatan Keluarga
Direktur Eksekutif Center for Social Political Economic and Law Studies (Cespels), Ubedilah Badrun mengatakan hal itu setelah melihat banyaknya kebijakan Luhut yang menimbulkan konflik dan pergunjingan di tengah masyarakat.
"Karena kuatnya posisi LBP, maka LBP merasa bebas bicara apapun, termasuk mendatangkan turis di tengah pandemik Covid-19," ujarnya dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (16/4).
Analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) ini pun menilai bahwa gaya komunikasi yang digunakan LBP adalah controlling style yang dipengaruhi budaya militer.
Gaya komunikasi model ini lebih memusatkan perhatian kepada pengiriman pesan dibanding upaya untuk berbagi pesan secara egaliter.
Seseorang yang menggunakan gaya komunikasi controlling style, kata Ubedilah, tidak memiliki rasa ketertarikan dan perhatian pada umpan balik atau feedback.
"Kecuali jika umpan balik atau feedback tersebut digunakan untuk kepentingan pribadinya atau menguntungkan dirinya. Itulah LBP jika dibedah gaya komunikasinya," ungkap Ubedilah.
Padahal, kata Ubedilah, cara komunikasi seperti itu berisiko dalam situasi negara yang hampir semua orang sedang tidak nyaman dan khawatir dengan Covid-19.
"Secara sosiologis politik akan muncul pandangan publik bahwa pemerintah tidak peduli pada nyawa rakyat. Dan karenanya citra buruk pada presiden terus bertambah," kata Ubedilah.
"Jadi gaya seperti LBP ini hanya menyuburkan citra buruk publik pada Presiden. Selain itu secara sosiologis kultural itu juga tidak pantas dilontarkan oleh seorang Menko di tengah penderitaan rakyat akibat Covid-19," tandasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Bertambah Lagi, Jumlah Penyelenggara Pemilu di Jember yang Meninggal Sudah 9 Orang
- Silaturahmi dengan Aktivis LIGA Jakarta, Teguh Santosa Ungkap Niat Menjadi Senator dari Jakarta
- Dukung Kampanye di Kampus, NasDem: Civitas Akademika Memiliki Idealisme, Sulit Diintervensi