Audiensi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya dan Jatim dengan Walikota Surabaya Tri Rismaharini di Balai Kota, Senin (29/6) berlangsung dramatis. Penyebabnya, Risma tetiba menangis sambil bersimpuh bersujud seraya memegang kaki seorang dokter.
- Masih Nekat Beroperasi, Satpol PP Surabaya Kembali Tertibkan Kedai yang Menjual Minhol Tanpa Izin
- Dukung Strategi Industrialiasi Hijau Indonesia 2030, Walikota Surabaya Tinjau Pengelolaan Air Limbah Terpadu Kawasan SIER
- Gus Miftah Berharap Daerah Lain Contoh Toleransi Kerukunan Masyarakat di Surabaya
Aksi Risma ini dilakukan setelah Ketua Pinere RSUD dr Soetomo Dokter Sudarsono menguraikan sejumlah problem terkait penanganan covid-19 termasuk penuhnya rumah sakit. dr Sudarsono juga sempat menyinggung soal banyaknya warga yang tidak mematuhi protokol kesehatan yang mengakibatkan rumah sakit over load.
Risma pun merasa kebaratan, pasalnya, Risma mengaku, pihaknya tidak bisa mengakses apapun ke RSUD Soetomo.
"Kalau Bapak nyalahkan kami, kami gak terima, kami tidak bisa masuk di sana (RSUD dr Soetomo)," keluh Risma seraya bersimpuh.
Rima menjelaskan, selain membagun komunikasi, Walikota perempuan pertama di Surabaya ini juga mengaku sempat menawarkan bantuan ke RSUD dr Soetomo, namun, niat baik tersebut ditolak.
"Tolong, kami jangan disalahkan terus. Apa saya rela warga saya mati?," keluhnya.
Risma juga menguraikan sejumlah upaya yang dilakukan Pemkot Surabaya dalam menangani wabah ini. Termasuk mengurusi pasien yang tidak ber-KTP Surabaya.
"Orang meninggal yang warga bukan Surabaya kami masih urus. Saya memang goblok, saya gak pantas jadi walikota," demikian Risma.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Menteri Abdul Kadir Karding Beri Perhatian Kepada PMI Asal Jember, yang Menderita Penyakit Aneh Usai Jalani Perawatan di Singapura
- Mas Dhito Ajak Bupati Trenggalek Riding Bareng
- Gubernur Khofifah Terima Penghargaan Tokoh Nasional Peduli Ekonomi Kerakyatan dari PWI Jatim