Kejenuhan pelajar terhadap pembelajaran daring terjadi. Ini tampak dari hasil riset yang dilakukan oleh Surabaya Survey Center (SSC) terhadap kelompok Millennials, ternyata kelompok ini sudah mulai berharap jika proses belajar tatap muka bisa kembali digelar.
- Jatim Juara Umum Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia 2024, Pj Gubernur Adhy: Ini Kado Membanggakan di Hari Pahlawan
- Guru Besar ITS Optimalkan Manajemen Proses Bisnis di Era Transformasi Digital
- Minimalisir Kecelakaan Siswa, Pemkot Surabaya Optimalkan Layanan Bus Sekolah
“Ada 77,4 persen responden, berharap agar mereka bisa kembali belajar tatap muka. 19.3 persen masih merasa nyaman dengan pembelajaran daring, Sedangkan 12.7 persen memilih tidak tahu atau tidak menjawab,” ujar peniliti SSC Didik Sugeng Widiarto, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, dalam keterangan di Surabaya, Rabu (14/04/21).
Harapan para mereka ini, menurut Didik bisa dikarenakan beberapa faktor. Diantaranya tempat hiburan banyak yang sudah buka termasuk bioskop. Sehingga mereka merasa sudah saatnya sekolah tatap muka bisa kembali buka.
“Tentunya, skema pembelajaran tatap muka harus segera dipikirkan masak-masak oleh pemerintah agar tetap bisa membuat tidak terjadinya kluster sekolah kelak,” pungkas pria yang juga dosen Universitas dr soetomo ini.
Menyikapai keinginan kaum milenial ini, Kepala Dinas Pedidikan Jatim Wahid Wahyudi menyatakan. Pihaknya saat ini telah menyiapakan segala hal yang terkait sekolah tatap muka untuk SMA dan SMK se Jatim.
"Sejak tahun 2020 kemarin kita sudah melalukan uji coba di beberapa sekolah yang ada di beberapa daaerah di Jatim. Alhamdulillah semua berjalan dengan baik. Prokes tetap dilakukan dengan ketat," ujar Wahid.
Kata Wahid, dengan kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang akan menargetkan pembelajaran tatap muka bisa dilakukkan pada bulan Juli 2021 mendatang dan keinginan kaum millennials, Jatim telah siap untuk melaksanakan.
"Kita sudah siap. Sekarang saja hampir seluruh sekolah di Jatim telah menggelar sekolah tatap muka. Dan semua berjalan dengan baik," ungkapnya.
"Dari 38 Kota Kabupaten di Jatim yang belum melaksanakan sekolah tatap muka hanya, Kota Surabaya, Kota-Kabupaten Kediri dan Kota Malang," lanjut pria mantan Kadishub Jatim ini.
Wahid juga mengatakan saat ini tergantung kepala Daerah tersebut selaku Ketua Gugus Tugas Covid-19, terkait ijin pelaksanaan sekolah tatap muka. Bila ijin telah turun, maka proses belajar tatap muka bisa terselenggara sepenuhnya di Jatim pada tahun ini.
Kata Wahid, Gubernur sudah mengirim surat ke Bupati Walikota yang belum memberi ijin sekolah tatapmuka agar segera memberikan ijin. Ini dilakukan karena beberapa hal, termasuk keluhan orang tua dan siswa SMA dan SMK didaerah tersebut untuk bisa segera dilakukan sekolah tatap muka.
"Kita maklum, karena dari kajian kita ada penurunan kualitas pendidikan selama proses sekolah daring. Sehingga kita nilai sudah saatnya sekolah tatap muka dilaksanakan untuk kembali meningkatkan kwalitas pendidikan kita. Tapi dengan tetap menerapkan protokol kesehatan ketat nantinya," pungkas Wahid.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Eri Cahyadi Raih Gelar Doktor di Unair dengan Predikat Cumlaude
- Evaluasi Penjualan Seragam di Sekolah, Kadispendik Surabaya: Tak Ada Kewajiban Beli Baru
- Prof Katherin Indriawati Kembangkan Strategi Peningkatan Availability Sistem Kontrol Modern