Jika Joko Widodo dan Prabowo Subianto bersepakat untuk berkoalisi, partai politik pengusung Jokowi-Maruf tidak perlu cemas akan kehilangan jatah kursi menteri.
- Dirumorkan Dapat Jatah Menteri Jokowi, Bakal Muncul Anggapan Demokrat Bosan Jadi Oposisi
- Jabatan Presiden Tiga Periode Berbahaya dan Munculkan Oligarki Kekuasaan
- Cak Imin Sarankan Ade Armando Harus Belajar Sejarah Soal Politik Dinasti di DI Yogyakarta
"Jika dibuat dalam persentase, saya kira keinginan bergabung dengan pihak Jokowi bisa mencapai 60 persen," ucap Ray Rangkuti kepada Kantor Berita RMOL, Minggu (21/7).
Kecenderungan itu diperkuat dengan rapat internal Dewan Pembina Partai Gerindra, di Hambalang, Jumat lalu. Kabarnya, tidak ada protes atau penolakan dari para petinggi partai terhadap pertemuan Prabowo dengan Jokowi minggu lalu.
"Hasil pertemuan itu juga tidak memberi ketegasan posisi Gerindra. Apakah akan menjadi oposisi atau sebaliknya bergabung dengan koalisi pemerintah? Dari sini, kita dapat membaca bahwa Gerindra punya kecenderungan untuk ikut serta dalam koalisi pemerintahan Jokowi," jelasnya.
Namun, ia yakin kehadiran Partai Gerindra tidak akan menjadi ancaman bagi partai politik yang tergabung di Koalisi Indonesia Kerja.
"Kehadiran Gerindra tidak terlihat sebagai ancaman bagi partai-partai koalisi Jokowi," ucapnya.[bdp
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Jika Kubu Moeldoko Ditolak Menkumham, Berarti Desain Istana Bikin KLB Partai Demokrat Tidak Terbukti
- PSI Daftar ke KPU, Giring Cs Songsong Pemilu 2024
- Gelar Pertemuan Tertutup, PAN dan Demokrat Jatim Bahas Kerjasama Politik di 15 Wilayah Pilkada