Kabupaten Gresik resmi melaunching wisata baru bertajuk kota tua bernama Bandar Grissee yang berada di Jalan Basuki Rahmat. Bandar Grissee telah ditata sesuai kondisi aslinya dan ditambahi berbagai ornamen menarik agar membuat betah pengunjung.
- Pemilik Salon De Beauty Bantah Tuduhan Penahanan Ijazah dan Pemerasan Mantan Pegawai
- Diduga Bunuh Diri, Perempuan Lompat Dari Perahu Tambangan ke Sungai Kalimas
- Siapkan Stok Pupuk Untuk Musim Tanam, Petrokimia Gresik Optimis Target Swasembada Pangan Tercapai
Dalam memperkenalkan destinasi wisata baru yang bernuansa edukatif itu, juga dipamerkan berbagai macam kerajinan khas Gresik. Seperti, Damar Kurung sebuah lampion yang terdapat gambar atau lukisan hingga kain tenun atau sarung.
Wakil Bupati (Wabup) Gresik, Aminatun Habibah, mengatakan Bandar Grissee bakal dijadikan sebagai salah satu ikon budaya multikultural dan toleransi yang ada di wilayah setempat.
"Kami merasa bangga, karena Bandar Grissee ini punya banyak sekali keunikan didalamnya. Sebab, terdapat perpaduan berbagai budaya (multikultural) dan toleransi yang terjaga dengan baik," ujarnya dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Sabtu (17/12).
Bandar Grissee atau kota tua Gresik merupakan kawasan yang sejak dahulu ditinggali oleh orang-orang dari berbagai negara. Seperti, Arab, Kolonial (Belanda) dan Thionghua (Cina). "Makanya di sini peninggalan bangunannya masih ada dan terjaga," tuturnya.
Ditambahkan Wabup, di kawasan tersebut sejak dahulu sekitar abad 14 hingga kini ada tiga perkampungan. Yakni, Kampung Arab, Kampung Pecinan, dan Kampung Kolonial yang memiliki ciri khas kebudayaan masing-masing pada bangunan rumahnya.
"Kalau kita masuk ke Kampung Arab, tentu suasana Timur Tengahnya bisa dirasakan. Begitupun jika berada di Pecinanan maupun Kampung Londo (kolonial), ada suasana yang menarik untuk dipandang. Apalagi yang senang selfi," ungkapnya.
Untuk diketahui berdasarkan literatur yang terhimpun, Bandar Grissee sudah ada sejak sekitar tahun 1.400 M. Ini merujuk pada zaman Sunan Giri, yang juga sebagai Sultan atau Raja Giri Kedaton.
Dinamakan Bandar, karena lokasinya yang dekat dengan pelabuhan dan pesisir pantai. Sedangkan Grissee, merupakan sebutan Gresik saat jaman kolonial (Belanda) saat menjajah Indonesia.
Bahkan, perancangan tempatnya sendiri berdasarkan potret yang telah ada sejak dulu. Salah satunya tugu monumental Gardu Garling, yang berada persis di belakang tulisan Bandar Grissee merupakan peninggalan kolonial.
Sesuai rencana launching Bandar Grissee, akan ditutup dengan pemotongan pita dan penandatanganan prasasti yang akan dilakukan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia Sandiaga Uno pada Minggu (18/12) besok sore.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Pemilik Salon De Beauty Bantah Tuduhan Penahanan Ijazah dan Pemerasan Mantan Pegawai
- Diduga Bunuh Diri, Perempuan Lompat Dari Perahu Tambangan ke Sungai Kalimas
- Siapkan Stok Pupuk Untuk Musim Tanam, Petrokimia Gresik Optimis Target Swasembada Pangan Tercapai