Sejumlah peternak ayam ras pedaging di Lamongan keluhkan anjloknya harga jual ayam yang jauh dari Harga Pokok Produksi (HPP) yang ditentukan oleh Kementerian Pertanian (Kementan).
- IKN Dikabarkan Dapat Dana Hibah Rp115,2 Miliar dari AS
- Jumlah Pelanggan Naik, Laba Netflix Melebihi Ekspektasi
- Bank BJB Berkolaborasi dengan Info Tekno Siaga Hadirkan Layanan Perbankan Efisien dan Memudahkan Nasabah
"Harga ayam sekarang hancur, anjloknya jauh banget, per kilogram saat ini cuma Rp 6000 sampai Rp 7000," kata salah seorang peternak ayam Lamongan, Hafidz Ihyauddin, Jum'at (17/4).
Menurutnya, Harga jual ditingkat peternak saat ini sebetulnya tidak sebanding dengan biaya produksi yang keluarkan oleh peternak ayam selama ini. Sehingga, peternak hanya bisa pasrah atas kerugian akibat anjloknya harga ayam tersebut.
"HPP yang disepakati dari kementerian itu sekitar Rp 17.500 per kilogram, dan harga dasar yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 18.000 per kilogram,"
Kondisi anjloknya harga ayam ditingkat peternak membuat para peternak ayam ras pedaging terpuruk. Bahkan sebagian besar peternak di Lamongan sudah banyak yang gulung tikar sejak pertengahan 2019 lalu.
"Kerugiannya cukup besar dan berlipat, peternak sekarang ibarat sudah jatuh tertimpa tangga, disaat harga ayam anjlok, sebaliknya harga pakan ayam naik." jelasnya.
Hafidz menyebutkan, regulasi dan kebijakan pemerintah yang dijalankan selama ini ternyata hasilnya tidak memihak pada para peternak rakyat. Buktinya para peternak justru mengalami kerugian hampir 20 bulan terakhir.
"Sistem kontrol GPS (Grand Parent Stock) dan Cutting DOC (Day Old Chicken) yang diterapkan selama ini tidak memberi manfaat terhadap peternak rakyat," ungkapnya.
Dia berharap, pemerintah dapat mengkaji ulang dan kebijakaan dan regulasi terkait peternakan ayam yang diterapkan selama ini yang belum sepenuhnya berpihak pada peternak rakyat.
"Harapannya pemerintah melalui kementerian mengkaji ulang kebijakannya saat ini yang belum berpihak kepada para peternak rakyat," pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- QRIS Bank Jatim Mudahkan Pembayaran Bus Trans Jatim
- Lepas Ekspor Senilai Rp 35,03 Triliun, Mendag: Ekonomi Nasional Mulai Pulih
- Dorong Pengembangan Bisnis UMKM, Bank Jatim Sukses Selenggarakan Diskofest 2024