Harga pupuk non subsidi mengalami kenaikan hingga 100 persen. Kenaikan yang dimulai pekan pertama Januari tahun 2022 itu ditemukan oleh Serikat Petani Indonesia (SPI).
- Presiden Jokowi: Beli Pupuk Cukup Pakai KTP
- Predikat Jawa Timur Sebagai Lumbung Gula Nasional Bertahan Berkat Kontribusi Petrokimia Gresik
- Subsidi Mobil Listrik, Pemerintah Lebih Utamakan Orang Kaya Dibanding Nasib Petani
Dampak paling nyata adalah mengoreksi pendapatan para petani di Indonesia, termasuk mengurangi nilai tukar petani.
Merespons kenaikan harga pupuk itu, Begawan Ekonomi Rizal Ramli mengaku semakin heran dengan pemerintahan Presiden Joko Widodo. Keheranan Rizal Ramli ini maklum karena selama ini Jokowi mengaku pro terhadap petani. Faktanya, para petani terus merugi.
Pria yang karib disapa RR ini turut menyinggung aktivitas Joko Widodo yang berkali-kali ke sawah untuk selfie. Meski demikian, pada kenyataannya kebijakan selama pemerintahannya, Jokowi terkesan mempersulit kehidupan petani.
"Bolak-balik ke sawah hanya untuk selfie, kebijakannya kok bikin susah petani! Inilah kalau pemimpin modalnya pencitraan," demikian kritikan Rizal Ramli dalam cuitan Twitter pribadinya sebagaimana dimuat Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (12/1).
SPI mencatat harga pupuk urea saat ini tembus di angka Rp 560 ribu tiap saknya. Padahal dalam kondisi normal biasanya harga berkisar Rp 265 ribu sampai Rp 285 Ribu.
Sejak Oktober harga pupuk mulai mengalami kenaikan di angka Rp 380 ribu. Terus berlanjut pada bulan Desember 2021 menyentuh Rp 480 hingga Rp 500 ribu.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Dihapusnya Kuota Impor Jangan Sampai Mengganggu Beras Petani Lokal
- Prabowo Butuh Ekonom Sekaliber Rizal Ramli untuk Melawan Kebijakan Trump
- Negara Harus Hadir Untuk Petani Demi Mendukung Swasembada Pangan