Hidupkan Kejayaan Pasar Turi Baru, Pengelola Pastikan Akhir Juli Harus Buka Serentak

Sesi tanya jawab antara pedagang dengan pengelola Pasar Turi Baru/RMOLJatim
Sesi tanya jawab antara pedagang dengan pengelola Pasar Turi Baru/RMOLJatim

Pengelola Pasar Turi Baru (PSB) menggelar sosialisasi kepada para pemilik stan di atrium lantai ground PSB, Minggu (26/6). Dalam sosialisasi pembukaan stan PSB ini akan dilakukan serentak paling lambat 31 Juli 2022.


Dalam acara tersebut juga di buka sesi tanya jawab antara pedagang dengan pengelola Pasar Turi Baru.

Tujuannya agar pengelola PSB mengetahui problem yang selama ini menjadi beban atau keluhan para pemilik stan.

Salah satu perwakilam pedagang, Asen menyampaikan sejumlah tuntutannya. Di antaranya, besaran daya listrik perstand wajib minimal  sebesar 450 watt/stand dengan tanpa ada tambahan biaya.

Selain itu, biaya listrik harus sesuai dengan pemakaian listrik di dalam stand/sesuai meteran. 

"Sejak awal, kami dijanjikan daya sebesar 450 watt. Namun, ternyata baru 110 watt," kata Asen dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Minggu (26/6).

Tak hanya itu soal fasilitas umum juga harus dikebut. Di antaranya, soal toilet, meteran, stand, rolling door, lantai, lahan parkir, gorong gorong, pengecatan, AC, escalator, hingga lift harus berjalan optimal.

Kemudian, denda keterlambatan pembukaan gedung 7 tahun harus dibayar tunai ke pedagang sesuai PPJB (5 persen dari harga beli stand). 

"Sampai saat ini kami belum menerima pembayaran denda ini," keluhnya.

Selain itu, sertifikat stand tetap Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun / Strata Title. 

"Jadi, bukan Hak Pakai. Ini sesuai PPJB. Sebagai pedagang baru, kami sudah membayar harga sesuai dengan harga hak milik. Tentu harapannya ini bisa direalisasikan," katanya.

Bagi pedagang lama yang belum mendapatkan stand, namun masuk dalam buku stand dan buku induk pasar turi atau di bukti yang lain, harus segera diberi hak standnya.

Mendapat keluhan itu, General Manager Pasar Turi Baru Tedi Supriadi mengatakan pengelola Pasar Turi Baru memastikan seluruh stan akan buka stan paling lambat 31 Juli mendatang. 

Terkait dengan sejumlah masukan pedagang, pihaknya telah menyampaikan sejumlah kemudahan.

"Banyak yang menggantungkan nasib dari sini. Kami juga berkerja keras untuk mendatangkan pembeli sebanyak mungkin. Namun, itu tak cukup kalau tak ada dukungan dari pedagang untuk membuka toko secara serentak," kata Tedi Supriadi.

Sejumlah kemudahan yang diberikan menurut Tedi diantaranya adalah menyetujui permohonan pedagang yang ingin migrasi militer. 

Dari yang sebelumnya menggunakan sistem prabayar (smart card) menjadi sistem pasca bayar.

Daya tarif yang disediakan 900 VA. Tarif listrik sebesar Rp2 ribu per-KWH. Namun berdasarkan kontrak bersama PLN, minimum jam nyala harus 110 jam perbulan. 

"Pun bagi yang tak ingin bermigrasi, daya tetap 100 watt dengan biaya 200 ribu per bulan tiap stan," paparnya.

Terkait perbaikan infrastruktur, Tedi memastikan bahwa seluruh fasilitas telah lengkap. 

Termasuk soal perbaikan lantai, eskalator, pendingin ruangan, toilet, hingga pembangunan tempat ibadah.

"Jumlah infrastruktur yang membutuhkan perbaikan ini cukup banyak sehingga memang butuh waktu. Namun, kami pastikan ini telah siap bahkan kami tak libur untuk menyebut ini," ungkapnya.

Sedangkan untuk pemasaran, masih kata Tedi akan berusaha membantunya. Caranya yakni dengan menggelar berbagai even di Pasar Turi Baru untuk menarik pembeli.

"Kami ingin mengembalikan kejayaan Pasar Turi sebagai Pusat Grosir terbesar di Indonesia, khususnya Indonesia Timur. Namun ini tak bisa sekejap. Diawali dengan kelas retail terlebih dahulu," ujarnya.

Terkait dengan permintaan sertifikat stand tetap Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun / Strata Title, pihak pengelola memastikan tetap mengacu pada putusan pengadilan. 

Yang mana, pengadilan telah memastikan penggunaan stan dengan sertifikat hak pakai.

Sekalipun, pengelola tetap berusaha mendorong pemkot Surabaya untuk memperpanjang pinjam pakai selama 25 tahun. 

Dari yang awalnya terhitung mulai tahun 2010 menjadi tahun awal di 2022. Mengingat, Pasar Turi yang belum bisa digunakan sebelumnya.

Juga, penerbitan buku stan akan dilakukan Agustus mendatang. Ini akan memastikan pedagang bisa melakukan dengan nyaman.

Bagi pedagang yang telah memberikan deposit kunci maka akan dapat kompensasi. Ini akan tertuang kedalam pembayaran Service Charge.

Selain memberikan kemudahan, Tedi juga menyampaikan sejumlah kompensasi yang akan diterima pedagang apabila membuka waktu lebih awal. 

Di antaranya, pembebasan service charge hingga Desember 2022.

"Syaratnya, pembebasan service charge diberikan tiap bulan berdasarkan absensi masing-masing stan. Untuk bisa mendapatkan pembebasan service charge, mereka harus buka minimal 75 persen dari total hari," jelasnya.

Sebaliknya, bagi pedagang yang belum juga membuka stan hingga 31 Juli, maka akan mendapatkan denda. 

Per stan akan dikenakan denda senilai Rp50 ribu per hari dengan service charge dihitung mulai 1 Juli.

"Ini sebagai bentuk menjaga komitmen bersama. Bahwa untuk bisa menghidupkan kembali Pasar Turi, perlu kerjasama seluruh pihak. Ini juga demi menyelamatkan aset para pedagang," pungkasnya.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news