Penutupan sejumlah ruas jalan dan tempat keramaian akibat PPKM Darurat berdampak besar bagi banyak pelaku usaha.
- Hujan Disertai Angin Landa Bondowoso, Banyak Pohon Tumbang Menutup Jalan dan Timpa Rumah Warga
- Usai Serah Terima Jabatan, Bupati Bondowoso Fokus Realisasikan Visi-Misi
- Penipu Mengaku Ketua DPRD Bondowoso Minta Sumbangan Jelang Kedatangan Bupati Baru
Selain hilang lapak jualan yang strategis karena harus pindah untuk sementara waktu, mereka juga mengaku omsetnya anjlok hingga angka 60 Persen saat pindah lokasi.
Diakui Nur Hasana, salah seorang PKL yang biasa menggelar lapak di pujasera alun-alun Bondowoso, dirinya kebingungan ketika awal-awal penerapan PPKM Darurat tersebut karena jalanan tiba-tiba ditutup.
"Sabtu pagi (3 Juli) saya kaget waktu buka lapak tiba-tiba akses ke alun-alun ditutup," ungkapnya kepada Kantor Berita RMOLJatim, Selasa (13/7).
Ia menambahkan, tiba-tiba ada petugas kepolisian menghampiri dan memberi tau bahwa alun-alun ditutup 24 jam sejak hari itu juga hingga tanggal 20 Juli.
"Kami dan teman-teman yang lain kaget denger infonya mas, akhirnya kami pulang karena lokasi juga sepi," tambahnya.
Lebih lanjut, dirinya kebingungan mencari lapak baru untuk sementara waktu, karena di pusat kota aksesnya sering ditutup petugas.
"Akhirnya kami jualan disini bareng sebagian PKL lain, meskipun sepi asalkan masih bisa jualan," sambungnya.
Selama PPKM Darurat, Nur mengaku omsetnya anjlok hingga angka 60 persen dari hari biasanya, karena lokasi lapaknya sepi dan banyak pelanggannya yang belum tau lokasinya.
"Jalan RE Martadinata ini salah satu yang rame saat ini, tapi masih jauh pengunjungnya dari pujasera," keluh penjual jus buah tersebut.
Bahkan, banyak rekannya sesama PKL yang terpaksa tidak berjualan lagi, karena selain kesulitan mencari lapak juga pengunjung sangat sedikit.
"Ini kan pinggir jalan, jadi banyak yang enggan mampir mas, beda sama di pujasera pengunjung bisa sekalian duduk santai," pungkasnya
Ditempat terpisah, Mujiati, Ketua Paguyuban PKL Alun-alun Bondowoso, menanyakan APBD yang katanya dianggarkan untuk pemulihan ekonomi itu programnya untuk siapa.
"Sampai sekarang tidak ada apa-apa. Mana APBD yang dikoar-koarkan untuk pemulihan ekonomi? Tidak ada," ujarnya.
Dia mengungkapkan, PKL dapat bantuan hanya beberapa waktu lalu dari pusat pada awal awal pandemi. Namun yang dapat hanya lima orang dari sekian PKL.
Dia mengaku sampai saat ini PKL tidak bisa berjualan sama sekali, karena jalan ditutup total. Terpaksa pedagang sebagian berhenti dan berdiam diri di rumahnya masing-masing.
"Jika kami harus jualan di tempat lain, pelanggan kami belum mengetahui. Apalagi yang di alun-alun adalah kuliner dan harus bawa peralatan. Jadi ribet jika tidak ada tetap jualan," ajarnya.
Kata dia, sekalipun pedagang memaksakan diri untuk berjualan dipastikan akan merugi karena tidak akan ada pembeli yang datang.
"Mendorong gerobak pun juga perlu biaya dan itu harus bayar. Kalau dihitung tidak nutut dengan modalnya," ujarnya.
PKL Bondowoso berharap Covid-19 segera berakhir dan PPKM Darurat ini juga tidak diperpanjang oleh pemerintah.
"Kami siap patuh pada kebijakan pemerintah. Hanya saja semoga pemerintah juga mendengar keluh kesah para pekerja yang tidak mendapat gaji tetap seperti PNS," pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Hujan Disertai Angin Landa Bondowoso, Banyak Pohon Tumbang Menutup Jalan dan Timpa Rumah Warga
- Usai Serah Terima Jabatan, Bupati Bondowoso Fokus Realisasikan Visi-Misi
- Penipu Mengaku Ketua DPRD Bondowoso Minta Sumbangan Jelang Kedatangan Bupati Baru