Salah satu penyebab turunnya Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) 2019 adalah penyebaran informasi hoax selama Pemilihan Umum (Pemilu) 2019.
- Rekapitulasi Ulang di Kantor KPU Jember Diwarnai Protes, Partai Demokrat Ancam Lapor Polisi
- Bahlil Lahadalia Sepertinya Mau Menjatuhkan Prabowo
- Perkuat Komunikasi Politik Jelang Pilkada 2024, Bacabup Syahrul Munir Datangi DPC Partai Golkar Gresik
"Saya lihat kemarin dalam pelaksanaan pemilu 2019 ini agak panas terutama karena munculnya hoax yang tidak bertanggung jawab," ujar Suhariyanto.
"Berita-berita hoax yang tidak bertanggung jawab membuat suasana agak panas tetapi mudah-mudahan ke depan bisa kita selesaikan," sambungnya.
Bagi Suhariyanto, munculnya berita hoax juga telah menimbulkan friksi yang dinilainya tidak pantas ditengah demokrasi Indonesia, sebab tanggung jawab demokrasi bukan hanya pemerintah, melainkan seluruh pihak lainnya.
"Jadi harapan saya ke depannya kita lebih bersatu membangun bangsa ini lebih solid dan membangun ekonomi dan sosial," paparnya.
Meskipun Pemilu 2019 telah dilalui dengan segala tantangan salah satunya isu hoax, IDI 2018 masih bisa dipertahankan dengan capaian angka sebesar 72,39, nilai ini mengalami kenaikan tipis dengan selisih 0,28 poin, dari IDI 2017 sebesar 72,11.
Hal ini dipengaruhi oleh penurunan Aspek Kebebasan Sipil sebesar 0,29 poin (dari 78,75 menjadi 78,46), penurunan aspek Hak-Hak Politik sebesar 0,84 poin (dari 66,63 menjadi 65,79), dan kenaikan aspek Lembaga Demokrasi sebesar 2,76 poin (dari 72,49 menjadi 75,25).[aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Gus-gus Nusantara Jawa Timur Deklarasikan Ganjar Pranowo Presiden 2024
- Luhut Rencanakan Buka Penerbangan Internasional Bali
- Pengamat: Hubungan Jokowi-Ganjar Tak Seperti Kulit Bawang yang Mudah Terkelupas