Hukum Dikangkangi Buronan BLBI, Bukan Ditangkap Malah Dilayani Bagai Raja

Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM) Iwan Sumule mengkritik saat ini pemerintah sedang mempertontonkan kejenakaan. Pemerintah sibuk membagi-bagi proyek dan jabatan, sementara rakyat seolah tidak menjadi perhatian sama sekali.


“Saat pendemik (Covid-19) dan ekonomi rakyat sekarat, pemerintah malah sibuk bagi proyek dan jabatan,” terangnya dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (8/7).

Selain bagi-bagi proyek, Iwan Sumule turut menyoroti ketidakberdayaan pemerintah menghadapi buronan kelas kakap, Djoko Tjandra.

Terpidana kasus BLBI terkait pengalihan hak tagih (cessie) Bank Bali itu, kata Iwan Sumule, bisa dengan mudahnya berkeluyuran di negeri ini. Bahkan Djoko Tjandra secara leluasa masuk ke dua kantor institusi pemerintah.

Pertama ke Kantor Lurah Grogol Selatan, Kebayoran Lama untuk membuat KTP-el, kedua mengunjungi Pengadilan Negeri Jakarta Selatan untuk mengajukan peninjauan kembali (PK) atas kasusnya.

Uniknya, sambung Iwan Sumule, Djoko Tjandra mendapat pelayanan yang baik. Pembuatan KTP-el tidak lebih dari satu jam, sedang pengajuan PK teregister.

“Buronan lalu lalang bukan ditangkap malah dilayani bagai raja,” sindir Iwan Sumule yang geram karena seperti ada pembiaran.

Dia juga menginggung pernyataan kuasa hukum Djoko Tjandra, Anita Kolopaking yang dalam program Indonesia Lawyers Club (ILC) menyebut kliennya cinta Indonesia dan sedang berjuang untuk mendapatkan hak yang hilang.

“Katanya cinta Indonesia tapi kembalikan paspor,” tegasnya.

Dalam kasus ini, Iwan Sumule bersama dengan Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra dan Komite Anti Korupsi Indonesia (KAKI) telah resmi melaporkan kuasa hukum Djoko Tjandra dan ketua PN Jaksel ke Bareskrim Polri.

Laporan ini dilakukan lantaran kedua pihak tersebut diduga tahu dan berperan soal kedatangan Djoko Tjandra di tanah air.

“Secara telanjang hukum dikangkangi Djoko Tjandra. Demokrasi dan hukum semakin suram. Mundurkan!” demikian Iwan Sumule.


ikuti terus update berita rmoljatim di google news