Penindasan terhadap umat muslim yang terjadi di Uighur, China diduga kuat ke arah genosida dan telah melanggar HAM berat.
- Serahkan Bacawapres ke Anies, Demokrat Ungkap Pernah Bahas Nama Khofifah hingga Ridwan Kamil
- Bacaleg Perempuan yang Didaftarkan ke KPU Melebihi Kuota, Golkar Jatim Optimis Raih 20 Kursi di Pileg 2024
- Anwar Sadad: Sejarah Bangsa Tak Lepas Dari Peran Pemuda Dan Tokoh Senior
Dalam unsur ketuhanan, jelas siapa pun untuk tidak boleh melakukan penindasan atau kezaliman terhadap sesama manusia.
Demikian disampaikan Ketua Media Center Persaudaraan Alumni (PA) 212 Novel Bamukmin saat menyampaikan pandangannya terkait tindak kekerasan terhadap muslim Uighur di Xinjiang, China.
"Untuk itu Indonesia harus mendukung PBB sehingga tidak ada alasan untuk Indonesia tidak membantu muslim Uighur, kecuali Indonesia bagian dari negara jajahan RRC," kata Novel dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (24/12).
Ungkapan Novel tersebut sebagai respons atas pernyataan Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko yang melontarkan pernyataan mengejutkan dalam menyikapi tindak kekerasan terhadap muslim Uighur.
Moeldoko menyebut bahwa Indonesia tidak akan ikut campur urusan dalam negeri negara lain, termasuk China. Menurutnya, sikap itu sesuai dengan prinsip standar hubungan internasional.
"Umat Islam yang beriman pasti terpanggil untuk membantu Uighur. Karena dalam hadist pun disebutkan tidak beriman diantara kamu sehingga mencintai saudaranya sebagai mana mencintai dirinya sendiri," kata Novel menyangkan pernyataan Moeldoko tersebut.
"Dan insyaAllah alumni 212 atau mujahid 212 akan turun kembali aksi bela muslim Uighur di depan Dubes China pada 27 des 2019 ba'da salat Jumat," tutup Novel menambahkan.[aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- PBNU Kecam Lima Warga Nahdliyin Bertemu Presiden Israel di Saat Ribuan Rakyat Palestina jadi Korban
- Ketua DPR RI Puan Maharani ke Mojokerto, Lihat Pemanfaatan Sampah di TPA Karangdieng
- Adi Prayitno: Masih Ada Puan dan Prananda untuk Suksesor Ketum PDIP