Munculnya kasus Indonesialeaks dan pembakaran bendera tauhid dinilai sebagai pengalihan isu untuk memuluskan hasrat politik sekelompok orang.
- IKA UWG Malang Berharap Kampus Widyagama Berperan Aktif Tingkatkan Kualitas Pendidikan
- Sandiaga Uno Pindah ke PPP? Bukan Izin Tulus dari Prabowo
- PBNU-Kementerian BUMN dan Kemenkop UKM Teken Kerjasama Ciptakan 10 Ribu Wirausaha Santri
Dilansir Kantor Berita Politik RMOL, salah satu alumni Aksi 212 yang juga mantan kuasa hukum M. Rizieq Shihab, Kapitra Ampera menyarankan kepada Kapolri Jenderal Tito Karnavian agar bertindak lebih tegas terhadap isu-isu yang menyerangnya. Terlebih, baru-baru ini Kapolri kembali diserang hoax surat pemanggilan oleh KPK.
"KPK sudah membantahnya dan Polri mengejar penyebar hoax tersebut. Ini ada upaya pembunuhan karakter dan kita minta juga Pak Tito harus tegas, jangan dibiarkan," ujar Kapitra.
Menurutnya, penyakit ini harus segera diamputasi agar isu tidak menyebar. Dia mengakui bahwa hoax sengaja dimainkan untuk merebut kekuasaan, apalagi Jokowi dinilai terlalu cukup kuat untuk dikalahkan pada Pilpres mendatang.
"Maka harus dikalahkan dengan hoax. Kanidat yang lain tidak ada pemikiran kebangsaan, adanya hoax-hoax dan hoax saja. Kalau pilih pemimpin hoax maka akan dapat kesejahteraan hoax pula," sindir Kapitra.
Di tempat yang sama, pengamat hukum sekaligus Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI), Petrus Salestinus menyebutkan, ada pihak yang memanfaatkan Indonesialeaks. Maka itu, dia mengajak publik untuk cerdas melihat fenomena ini sebab ada upaya untuk menutup kasus Ratna.
"Masyarakat sudah cerdas dan ada upaya untuk menutup kasus Ratna Sarumpaet," pungkas Petrus.[aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- AHY Dinilai Cocok Dampingi Anies, Surya Paloh: Yang Baik Pasti Saya Restui
- Mahfud MD Meluruskan Ucapannya: Kita Perlu Pemimpin Kuat Tahun 2024 Bukan Karena yang Sekarang Gagal
- Nama Ridwan Kamil Masuk Radar Cawapres Ganjar