Perdana Menteri Boris Johnson menerbitkan proposal akhir Brexit pada Rabu (2/10).
- Upacara Hardiknas di Alun-alun Caruban, Belasan Siswa Mendadak Pingsan
- Banjir Melanda Peterongan, Warga Mengungsi di Bawah Fly Over
- Pulang Kerja dari Bali, Warga Jember Tewas dengan Leher Bekas Digorok
Johnson menambahkan, kedua belah pihak memiliki waktu hingga 11 Oktober mendatang untuk menyelesaikan garis besar utama kompromi sehingga dapat dimasukkan dalam agenda KTT para pemimpin UE di Brussels pada tanggal 17-18 Oktober.
"Mari kita tidak ragu (mencari) apa alternatifnya-alternatifnya, bukan kesepakatan," kata Johnson pada konferensi partai Konservatif di Manchester.
"Itu sama sekali bukan hasil yang kita cari. Tapi izinkan saya memberi tahu Anda teman-teman saya, itu adalah hasil yang kami siapkan," tambahnya.
Proposal terbaru Johnson mencakup beberapa ketentuan dasar, termasuk soal batas waktu empat tahun yang telah ditolak oleh para pemimpin Uni Eropa di masa lalu.
Sementara itu sejumlah pejabat di Brussels dan penentang Brexit di Inggris khawatir akan kekacauan ekonomi jika Inggris mengakhiri keanggotaannya selama 46 tahun di Uni Eropa tanpa perjanjian.
Menanggapi proposal final Johnson itu, Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker menunjuk bahwa ada poin-poin bermasalah yang akan membutuhkan pekerjaan lebih lanjut dalam beberapa hari mendatang.
Sementara itu, Perdana Menteri Irlandia Leo Varadkar mengatakan proposal Johnson tidak sepenuhnya memenuhi tujuan yang disepakati.
Sedangkan di dalam negeri Inggris sendiri, kepala kelompok pengarah Brexit Parlemen Eropa (BSG) Guy Verhofstadt menyebut bahwa tawaran Inggris itu bukan upaya serius untuk mencapai kesepakatan tetapi upaya untuk mengalihkan kesalahan atas kegagalan ke Brussels.
"Penilaian pertama dari hampir setiap anggota di BSG sama sekali tidak positif," kata Verhofstadt, seperti dimuat Kantor Berita Politik RMOL. [mkd
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Wanita 21 Tahun Ditemukan Tewas di Kamar Hotel
- Detik-detik Ulama Pemimpin Syiah Iran Ditembak Mati di Bank
- Varian Omicron Semakin Mengkhawatirkan, Rusia Tutup Pintu untuk 9 Negara