RMOLBanten. Hasil penelitian Global Terrorism Database (GTD), sejak
tahun 1970 - 2017, sekitar 12 persen target terorisme
adalah Polisi.
- Temukan Dugaan Kartel Minyak Goreng, KPPU Minta Ada Audit Sektor Perkebunan
- Mantan Pejabat Ditjen Pajak Wawan Ridwan Divonis 9 Tahun Penjara
- Korupsi Tol Japek Rp1,5 Triliun, Ini Peran Tiga Tersangka
"Polisi menjadi urut kelima jenis target paling populer, mereka telah menjadi fokus teroris hampir sebanyak militer,
pemerintah, dan entitas bisnis,†ujarnya.
Penerima
Cerficate in Terrorism Studies (CTS) dari International Center for
Political Violence and Terrorism Research (ICPVTR) Singapura ini
menjelaskan, ada sejumlah alasan mengapa teroris selalu membidik Polisi.
"Ada alasan simbolis karena Polisi dianggap target proksi untuk target lain yang diinginkan,†terangnya.
Kemudian berikutnya adalah alasan praktis. Kata Arya, ini karena beberapa target mungkin sekaligus mendapatkan senjata atau bahan lain yang dibutuhkan teroris.
"Atau target Polisi dianggap menghalangi rencana serangan,†jelasnya.
Masih kata Arya, alasan berikutnya adalah demonstratif, yakni untuk menunjukkan daya kekuatan dan komitmen teroris untuk mewujudkan tujuan mereka.
"Karena target yang mudah diakses bagi mereka seperti buah yang tergantung paling dekat digapai atau cukup mudah diserang,†beber dia.
Doktor bidang Hubungan Internasional dari Istanbul University ini selanjutnya menyatakan, target teroris umumnya bisa kombinasi dari beberapa alasan.
"Sementara polisi adalah target unik untuk teroris karena Polisi masuk ke semua kategori alasan yang ada,†pungkasnya. [dzk
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Diduga Dianiaya Oknum Polisi Hingga Tewas, Almarhum Darso Justru Ditetapkan Sebagai Tersangka
- Sebanyak 14.057 Napi Dapat Remisi Natal, Paling Banyak Sumut
- MA Tolak Kasasi Vonis Bebas Hakim Agung Gazalba Saleh