Per Sabtu (11/4), pemerintah Iran mulai melonggarkan tindakan penguncian atau lockdown.
- Pesawat yang Membawa Penerjun Jatuh di Rusia, 16 Orang Meninggal Dunia
- Kepala BMKG: Cuaca Ekstrem Berpotensi Besar Terjadi Selama Musim Peralihan, Tetap Waspada
- Mall Tunjungan Plaza Surabaya Terbakar
Bisnis kecil di luar Teheran diizinkan untuk dibuka kembali agar roda perekonomian negeri tidak macet.
Meski dikritik oleh para pakar kesehatan, namun Presiden Hassan Rouhani mengatakan tidak ada cara lain bagi Iran.
"Tidak ada cara lain," ujar Rouhani seperti dimuat CGTN.
"Kami ingin melanjutkan kegiatan ekonomi sebanyak mungkin sambil memerangi virus corona pada saat yang sama," sambungnya.
Lebih lanjut, Rouhani mengatakan, kegiatan ekonomi yang mulai dilakukan jika tidak akan mengabaikan protokol kesehatan.
Menurut Dana Moneter Internasional (IMF) ekonomi Iran mengalami kontrasi sebesar 4,8 hingga 9,5 persen dalam dua tahun terakhir. Bahkan, Iran juga dilanda kenaikan inflasi dan penurunan tajam nilai mata uang selama dua bulan terakhir.
Guna memerangi wabah virus corona, Iran juga telah mengajukan pinjaman dana kepada IMF sebesar 5 miliar dolar AS.
Namun, Amerika Serikat berusaha untuk memblokir permintaan pinjaman tersebut dengan alasan dana itu kemungkinan akan digunakan untuk kelompok teroris di Timur Tengah.
Berdasarkan data dari Universitas Johns Hopkins pada Minggu (12/4), Iran memiliki jumlah kasus sebanyak 70.029 dengan 4.357 orang meninggal dunia dan 41.947 orang dinyatakan sembuh.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Berikut 53 Nama Awak Kapal Nanggala-402 Yang Dinyatakan Gugur
- APAM Desak KPK Seret Oknum yang Mainkan APBA ke Meja Hijau
- FBI Beberkan Dokumen Rahasia Bukti Oknum Arab Saudi Terlibat Serangan 9/11